Find Us On Social Media :

Tidak Hanya di Dunkirk, Pasukan Gabungan Inggris-Perancis Juga Terpukul Mundur di Asia Tenggara

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 23 Juli 2017 | 14:00 WIB

Pasukan gabungan Inggris

Gerak maju pasukan Jepang kini makin mendekati posisi ibukota Burma, Rangon.

(Baca juga: Siapa Sangka, Kota yang Kini Sangat Megah Ini Pernah Jadi Ajang Pembantaian Pasukan Jepang Pada PD II)

Komandan Sekutu, ABDA Command, di Rangon, Jenderal Wavell kemudian memerintahkan pasukannya untuk sebisa mungkin menahan gempuran Jepang sambil menunggu bantuan pasukan tambahan dari Timur Tengah.

Perlawanan sengit pasukan Sekutu ternyata tak membawa hasil. Jenderal Harold Alexander yang baru saja menggantikan Wavell lalu memerintahkan semua pasukan Sekutu untuk meninggalkan Rangon sambil melancarkan aksi bumi hangus.

Sekitar 60 ribu pasukan Sekutu, khususnya satuan India dan Inggris,  terpaksa berjalan kaki menembus bukit dan hutan untuk mencapai perbatasan Burma-India.

Proses pengunduran diri pasukan gabungan Persemakmuran Inggris ini  mirip dengan proses pengunduran diri di Dunkrik.

Tapi pengunduran diri puluhan ribu pasukan dengan berjalan kaki ini jelas lebih susah dan beresiko dibandingkan dengan menggunakan kapal laut.

(Baca juga: Kisah Tragis Kapal Perang Pembawa Bom Atom: Tenggelam dan Para Awaknya Diserang Kawanan Hiu Ganas)

Gelombang berikutnya, sebanyak  100.000 pasukan China yang dipimpin Jenderal Joseph  Stiwell menyusul upaya evakuasi besar-besaran itu juga dengan jalan kaki.

Di sepanjang perjalanan banyak sekali personil yang jatuh sakit atau meninggal karena desentri atau malaria.

Kota Rangon yang ditinggalkan oleh Sekutu akhirnya dengan mudah jatuh ke tangan Jepang.