Find Us On Social Media :

Tidak Hanya di Dunkirk, Pasukan Gabungan Inggris-Perancis Juga Terpukul Mundur di Asia Tenggara

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 23 Juli 2017 | 14:00 WIB

Pasukan gabungan Inggris

Tapi karena ambisi awal Jepang memang ingin menguasai Indochina secepatnya, pada tanggal 23 September 1940, tanpa diduga pasukan 5th Division di bawah pimpinan Letnan Jenderal Aketo Nakamura menyerbu masuk dan menutup jalur kereta di kawasan Lang Son.

Pasukan Vichy Government yang dimotori oleh Legiun Asing pun melancarkan perlawanan dan terjadi pertempuran sengit.

Namun akibat kalah kuat dan kemampuan, pasukan Vichy Government berhasil dipukul mundur dan pasukan Jepang terus bergerak maju menuju pusat kota Hanoi.

Untuk mempertahankan Hanoi, pasukan kolonial Vichy  sebenarnya masih cukup kuat.

Tapi setelah serangan udara Jepang dilancarkan, posisi pasukan Vichy, betul-betul terancam mengingat mereka tak mempunyai kekuatan udara.

Bombardemen  lewat udara yang disusul oleh  pendaratan amfibi ribuan pasukan Jepang dari pantai Haiphong pun tak bisa dibendung lagi.  

(Baca juga: Pasukan Elit Amerika Serikat Tak Selalu Hebat, Buktinya Mereka Pernah Babak Belur dalam Pertempuran Berdarah di Khe Sanh Vietnam)

Pada 26 September, tatkala pasukan Jepang kembali mendarat di pantai Dong Tac, yang berlokasi di sebelah selatan Haiphong, pendaratan ribuan pasukan itu membuat posisi pasukan Vichy makin tersudut.

Sebab pada pendaratan yang meskipun mendapat perlawanan sengit itu,  pasukan Jepang dibekali lusinan tank sehingga pertahanan pasukan Vichy bisa dengan mudah dipatahkan.

Pada malam harinya, pasukan Jepang malah sudah berhasil menumpas semua perlawanan pasukan Vichy dan Indochina pun jatuh ke tangan Jepang.

Selain berhasil memblokade China secara total, pasukan Jepang juga menguasai rute strategis untuk meneruskan invasi berikutnya menuju Burma.

Burma merupakan sasaran Jepang berikutnya karena negara yang subur itu kaya akan minyak dan padi.