Find Us On Social Media :

Tidak Hanya di Dunkirk, Pasukan Gabungan Inggris-Perancis Juga Terpukul Mundur di Asia Tenggara

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 23 Juli 2017 | 14:00 WIB

Pasukan gabungan Inggris

(Baca juga: Hiroo Onoda, Tentara Jepang yang Sampai Ajal Menjemput pun Tak Sudi Menyerah kepada Tentara Sekutu)

Selain itu, dengan menguasai Burma, Jepang juga akan terhindar dari serbuan balik pasukan Sekutu yang saat itu masih menguasia Malaya dan Hindia Belanda.

Untuk menguasai Burma, Jepang menggerakan kekuatan dari 15th Army yang saat itu sudah berada di Thailand. Didukung oleh militer Thailand yang bergabung pasukan Jepang, 15th Army yang dikomandani oleh Letnan Jenderal Shojiro Iida segera menggerakkan pasukannya dari Thailand Utara.

Serbuan menuju Burma lewat hutan belantara itu berlangsung pada bulan Januari 1942.

Setelah menerobos hutan, kawasan strategis Burma, Tenasserim pun berhasil dikuasai pasukan Jepang.

Dari posisi itu, pasukan Jenderal Shojiro yang hanya terdiri dari dua divisi Infantri segera bergerak menuju Selatan dan berhasil menguasai jalur strategis, Kawkareik Pass.

Lewat jalur strategis yang berkelok-kelok itu, pasukan Jepang kemudian sukses menguasai kawasan seberang Salween River,  Moulmein.

(Baca juga: Diam-diam, Rusia Siapkan ‘Kereta Hantu’ dan ‘Rudal Nuklir Setan’ untuk Hancurkan AS dan Sekutunya)

Pasukan Sekutu yang bertahan di seberang sungai dan berusaha keras mempertahankan jembatan akhirnya memilih mundur setelah terlebih dahulu meledakkan jembatan.

Gerak mundur pasukan Sekutu dari satuan Indian 18th Division  tergantung dari kecepatan mereka mencapai jembatan yang membentang di atas Sittang River.

Tapi sebelum pasukan Sekutu mencapai jembatan itu, Sittang River ternyata telah berhasil dikuasai oleh pasukan Jepang.

Agar terhindar dari  nasib yang lebih buruk, pasukan Sekutu kemudian mengirim tim khusus untuk meledakkan jembatan Sittang River.