Find Us On Social Media :

Jenderal Colin Powell, Penyembuh Krisis Militer dan Rasial AS

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 26 Oktober 2018 | 20:00 WIB

Segenap hadirin langsung berdiri dan bertepuk tangan.

Tak mau menonjolkan diri

Powell sesungguhnya mewakili sesuatu yang lebih daripada sekadar urusan militer dan perang belaka.

Panglima berusia 56 tahun itu telah menjadi lambang rekonsiliasi nasional baik untuk pergolakan yang melanda masyarakat Amerika dalam tahun '60-an, maupun Perang Vietnam dan kerusuhan rasial.

Baca Juga : Tentara Rusia Nyaris Perang dengan Tentara Amerika di Suriah, Bahaya Perang Dunia III Mengintai

Powell merupakan pemimpin kulit hitam pertama yang orang kulit putih konservatif pun merasa senang merangkulnya.

Patriotismenya yang jelas dan asal usulnya yang sederhana membuat seorang anggota kongres dari daerah pemilihan asal jenderal itu mernberi kesaksian:

"Dia tidak pernah lari dari warna kulit atau kewajibannya terhadap ras ini. Tetapi dia juga tidak  menyembunyikannya."

Lebih-lebih lagi, Powell telah membantu memulihkan keyakinan negeri AS akan sistem militer yang dihancurkan oleh tuduhan-tuduhan, bahwa sistem itu ditunggangi oleh penyuapan serta kegagalan.

Dalam kedudukannya di berbagai jabatan senior selama tahun '80-an, dia membantu membangun kembali angkatan bersenjata yang tampil begitu gemilang di Teluk Persia.

Apabila dia meminta para pendengarnya di dalam brifing di Pentagon supaya, "percayalah kepada saya", kebanyakan mereka menerimanya.

Baca Juga : Perang Teluk, saat Tentara Amerika Menjadi Kaya karena Dimanjakan oleh ‘Perang’ Sponsor