Advertorial

Tentara Rusia Nyaris Perang dengan Tentara Amerika di Suriah, Bahaya Perang Dunia III Mengintai

intisari-online
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Presiden Suriah Bashar al Assad mengklaim bahwa Rusia dan AS sempat nyaris terlibat perang langsung di Suriah.
Presiden Suriah Bashar al Assad mengklaim bahwa Rusia dan AS sempat nyaris terlibat perang langsung di Suriah.

Intisari-online.com - Presiden Suriah Bashar al Assad mengklaim bahwa Rusia dan AS sempat nyaris terlibat perang langsung di Suriah.

Pemimpin rezim itu mengatakan pada media di Rusia, Kamis (31/5/2018), serangan misil yang dilancarkan AS baru-baru ini di Suriah bisa saja lebih luas jika bukan karena intervensi Rusia.

Menurutnya, skenario tersebut mungkin menempatkan AS dan Rusia dalam konflik langsung.

"Kita hampir melihat konflik langsung antara pasukan Rusia dengan Amerika. Beruntung, hal itu dapat dihindari. Bukan lantaran kebijaksanaan AS, namun lebih berkat kebijaksanaan kepemimpinan Rusia," kata Assad dilansir The New Arab.

BACA JUGA:Pertempuran Paling Berdarah AS di Suriah: ketika 40 Pasukan Komando AS Melawan Serbuan 500 Tentara Bayaran Rusia

Assad mengatakan, Rusia mengumumkan secara terbuka AS akan menghancurkan pangkalan-pangkalan yang akan digunakan untuk meluncurkan misil.

"Kami tidak memiliki bukti, tapi kami memiliki informasi terpercaya, mereka (AS) berpikir tentang melakukan serangan menyeluruh di Suriah, namun ancaman itu membuat skala serangan menjadi jauh lebih kecil," ungkap Assad.

Assad menyebutkan, termasuk serangan oleh koalisi AS dengan sekutunya Inggris dan Perancis di Homs dan Damaskus pada April lalu, diyakini awalnya akan lebih luas.

Namun pemerintah AS menurunkan skala serangan karena khawatir akan kemungkinan timbul ketegangan dengan Moskwa.

BACA JUGA:9 Foto Ini Tunjukkan Betapa Mengerikannya Kondisi Saat Perang Dunia Pecah

Otoritas Israel juga telah banyak meluncurkan serangan terhadap rezim dan sasaran Iran di Suriah, dengan sedikit atau tanpa tanggapan dari Rusia.

Pasukan AS juga hadir di beberapa wilayah di Suriah utara, di mana Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi membantu mengalahkan kelompok ISIS.

Menurut Assad, risiko bentrokan AS dengan Rusia belum sepenuhnya berakhir karena dia mengklaim target berikutnya dari pasukan rezimnya bisa saja merupakan wilayah yang dikuasai SDF.

"Masalah yang tersisa di Suriah saat ini adalah SDF. Kami akan menghadapinya dengan dua opsi, yakni pertama mulai membuka pintu negosiasi sejak sekarang."

"Jika tidak, maka opsi lainnya adalah kami akan berusaha membebaskan daerah-daerah itu dengan kekuatan. Itu adalah tanah kami, hak kami dan tugas kami untuk membebaskannya. Amerika harus pergi entah bagaiman caranya," tambahnya.

Perang langsung antara tentara Rusia dan Amerika memang berbahaya. Banyak pihak meyakini, andai terjadi bisa memicu perang dunia ke-3.

Hal ini bahkan sudah diwaspadai oleh sebagian pihak di Rusia.

April lalu, misalnya, menanggapi situasi krisis Suriah kian memanas, saluran televisi pemerintah Rusia menyiarkan tayangan berisi informasi yang tidak biasa.

BACA JUGA:(Foto) Inilah 6 Kejadian Mengerikan yang Pernah Tertangkap Oleh Kamera 'Drone', Termasuk Saat Seseorang Dipenggal

Penyiar di saluran berita Rossiya-24 meminta penontonnya untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Perang Dunia III.

Dilansir dari Metro, Jumat (13/4/2018), penyiar menyarankan agar masyarakat membawa sejumlah barang dan makanan terbaik yang bisa dibawa ke tempat penampungan.

Penyiar meminta penonton membawa yodium untuk melindungi diri mereka dari radiasi.

Penyiar bernama Alexey Kazokov itu juga menganjurkan masyarakat agar membawa beras dan oatmeal karena mampu bertahan lebih dari tiga tahun.

"Hidup di bawah tanah tentu saja akan sulit untuk bisa makan yang manis. Cokelat, permen, susu kental manis, itu semua ditinggalkan," katanya.

"Para penyintas profesional tidak merekomendasikan membawa produk tersebut ke pusat penampungan," tambahnya.

Seorang pakar yang diwawancarai melalui Skype, Eduard Khalilov menambahkan, akan sangat baik jika masyarakat membawa lebih banyak air.

"Anda bisa hidup tanpa makan selama dua atau tiga pekan, namun lebih sulit jika harus hidup tanpa air dalam waktu tiga hari saja," ujarnya. (Kompas.com)

BACA JUGA:Inilah Empat Pasukan Legendaris Dunia, Dengar Namanya Saja Musuh Lari

Artikel Terkait