Find Us On Social Media :

Dongeng Asal-usul Kota Roma: Ketika Dua Anak Kembar Berebut Menjadi Raja

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 23 Oktober 2018 | 20:30 WIB

Lama kelamaan Roma menjadi kuat. Meskipun demikian penduduk sekitarnya memandang dengan merendahkan. Mereka tidak suka bila kaum wanita mereka menikah dengan penduduk kota Roma yang disebut orang-orang Romawi.  

“Wanita-wanita yang sesuai dengan kaum priamu ialah budak-budak  belian, pencuri-pencuri 2 dan sampah masyarakat, sehingga bila engkau ingin wanita-wanita bagi priamu, engkau mesti menyediakan tempat merdeka bagi wanita-wanita semacam itu", kata mereka kepada Romulus.

Baca Juga : Misterius, Apa Alasan Orang-orang Zaman Romawi Mengubur Mayat dalam Keadaan Kaki Terpotong?

Romulus tidak marah. Bahkan beberapa waktu kemudian ia mengundang tetangga-tetangga yang menghinanya itu untuk menonton pertunjukan-pertunjukan dalam perayaan untuk menghormati Dewa Neptunus. Semua orang tertarik untuk melihat kota baru itu, sehingga undangan diterima.

Orang-orang Sabin terutama datang dalam jumlah besar sambil  membawa isteri dan anak-anak mereka. Mereka disambut dengan ramah-tamah oleh penduduk Roma. Tamu-tamu menonton dengan asyik. Tapi tiba-tiba orang-orang Romawi menyerbu mereka. Wanita-wanita muda ditangkapi, dilarikan dan diperisteri.

Gadis pengkhianat dibunuh dengan timbunan perisai

Orang-orang Romawi bertempur dengan suku-suku yang tinggal berdampingan terakhir dengan orang-orang Sabin. Orang Sabin ini cerdik, mereka menunggu sampai benar-benar siap untuk berkelahi.

Yang paling penting bagi orang Sabin ialah merampas benteng yang dibangun oleh  Romulus di atas bukit, sebab dari benteng inilah orang-orang Romawi melindungi kota mereka.

Baca Juga : 300 Koin Emas Ditemukan di Italia, Inikah Bukti Runtuhnya Kekaisaran Romawi?

Karena usaha mereka tampaknya tidak memperlihatkan kemajuan, mereka mengadakan hubungan rahasia dengan puteri salah seorang pemimpin Roma. Gadis ini, Tarpeja namanya, ditanyai ingin hadiah apa bila ia membiarkan orang-orang Sabin masuk benteng.

“Berikanlah kepadaku benda yang kaupakai di lengan kiri,” kata gadis itu kepada orang Sabin. Benda itu, sebuah gelang emas. Permintaan itu disanggupi.

Tarpeja membuka pintu kota. Orang-orang Sabin masuk. Tapi mereka bukan cuma memakai gelang emas dilengan kiri, tapi juga perisai. Perisai itu mereka lemparkan kepada gadis pengkhianat itu, sehingga Tarpeja meninggal karena tertimbun perisai.