Advertorial
Intisari-Online.com- Tentu Anda sudah tak asing dengan Kekaisaran Romawi.
Sebuah adalah entitas politik yang berkuasa di Italia saat ini dengan Roma sebagai pusat pemerintahannya.
Walaupun kota Roma telah berdiri sejak tahun 753 SM, perlu waktu 500 tahun untuk meneguhkan kekuasaannya hingga melewati semenanjung Italia.
Namun imperium paling legendaris dalam sejarah ini pun akhirnya runtuh juga.
Baca Juga : Dari Legiun Romawi Hingga Tentara Merah, Inilah 5 Tentara Terkuat yang Pernah Ada di Dunia
Dilansir dari History.com, berikut 4 penyebabnya:
1. Invasi oleh musuh
Bangsa Romawi mengalami pemberontakan Jerman di akhir abad keempat, kemudian pada tahun 410 Raja Visigoth Alaric berhasil menjarah kota Roma.
Pada 476, pemimpin Jermanik Odoacer melancarkan pemberontakan dan menggulingkan Kaisar Romulus Augustulus.
Baca Juga : Polisi Dikabarkan Akan Razia Besar-besaran Sebulan ke Depan, Ini Penjelasan Resmi Polri
Sejak saat itu, tidak ada kaisar Romawi yang akan memerintah lagi dari sebuah pos di Italia.
Kemudian banyak orang mengutip tahun 476 sebagai tahun ketika Kekaisaran Barat mengalami pukulan mematikan.
2. Kesulitan ekonomi dan terlalu bergantung pada tenaga kerja budak
Ketika Roma diserang oleh pasukan dari luar, mereka juga runtuh dari dalam karena krisis keuangan yang parah.
Baca Juga : Dari Cincin, Uang, dan Tanah, Inilah 7 Warisan Putri Diana Untuk Pangeran William dan Harry
Pada saat yang sama, kekaisaran diguncang oleh defisit tenaga kerja.
Sebuah pukulan lebih lanjut terjadi pada abad kelima, ketika Vandal mengklaim Afrika Utara dan mulai mengganggu perdagangan kekaisaran dengan berkeliaran di Mediterania sebagai bajak laut.
Dengan ekonomi yang goyah dan produksi komersial dan pertaniannya menurun, Kekaisaran mulai kehilangan cengkeramannya di Eropa.
3. Bangkitnya Kekaisaran Timur
Baca Juga : 21 Tahun Kematian Putri Diana: Sang Putri yang Tak Pernah Benar-benar Bisa Mencintai Dodi
Nasib Roma Barat sebagian disegel pada akhir abad ketiga, ketika Kaisar Diocletian membagi Kekaisaran menjadi dua bagian.
Yakni Kekaisaran Barat yang duduk di kota Milan, dan Kekaisaran Timur di Byzantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel.
Pembagian itu membuat kekaisaran lebih mudah diatur dalam jangka pendek, tetapi seiring waktu kedua bagian itu terpisah.
Timur dan Barat gagal bekerja sama secara memadai untuk memerangi ancaman dari luar, dan keduanya sering berselisih tentang sumber daya dan bantuan militer.
Baca Juga : Mau Menanam Cabai? Tabur Ampas Kelapa, Efeknya di Luar Dugaan
Ketika jurang melebar, Kekaisaran Timur yang sebagian besar berbahasa Yunani tumbuh dalam kekayaan sementara orang Barat yang berbahasa Latin turun ke dalam krisis ekonomi.
Yang paling penting, kekuatan Kekaisaran Timur berfungsi untuk mengalihkan invasi Barbar ke Barat.
Struktur politik Barat akhirnya hancur pada abad kelima, tetapi Kekaisaran Timur bertahan dalam beberapa bentuk selama seribu tahun sebelum dikalahkan oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1400-an.
4. Melemahnya legiun Romawi
Baca Juga : Dulu Dibully Karena Kulitnya, Winnie Harlow Kini Jadi Model Victoria’s Secret
Seiring berjalannya waktu, susunan legiun yang dulu perkasa mulai berubah.
Tidak dapat merekrut tentara yang cukup dari warga negara Romawi, kaisar seperti Diokletianus dan Konstantin mulai menyewa tentara asing bayaran untuk menopang tentara mereka.
Sementara tentara asingini dapat menjadi prajurit yang ganas, mereka hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya kesetiaan kepada kekaisaran yang mengakibatkan perlawanan.
Baca Juga : Viral Seluruh Sisi Rumah Eko Tertutup Tembok Tetangga, Begini Tanggapan Wali Kota Bandung