Find Us On Social Media :

Rawat Korban Penembakan Massal, Seorang Perawat Ingin Bunuh Diri Setelah Tahu Pelakunya Adalah Anaknya Sendiri

By Adrie Saputra, Jumat, 19 Oktober 2018 | 13:30 WIB

Intisari-Online.com - Seorang perawat yang merawat korban pembantaian di Krimea shock dan ketakutan ketika dia mengetahui bahwa pelaku pembunuhan massal tersebut adalah putranya sendiri.

Vladislav Roslyakov menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 65 orang dalam serangan bom dan senjata di sebuah perguruan tinggi di Krimea.

Ibunya, Galina Roslyakova, memberikan pertolongan pertama kepada korban yang terluka ketika mereka tiba di rumah sakit tempat dia bekerja.

Dia kemudian dibawa pergi oleh polisi dan berusaha bunuh diri setelah diberitahu apa yang telah dilakukan putranya.

Baca Juga : Rencana Gila Adolf Hitler: Membantai 4 Juta Penduduk Moskow dan Menjadikannya Danau

Orangtua Roslyakov telah bercerai dan ayahnya yang berusia 52 tahun juga diinterogasi.

Skala mengerikan dari pembantaian di perguruan tinggi menjadi jelas ketika wajah-wajah orang muda yang dibantai dalam pembunuhan massal muncul hari ini.

Lima siswa berada dalam keadaan koma setelah serangan dan kondisi mereka digambarkan sebagai "sangat berat".

Di antara yang tewas - kebanyakan berusia antara 15 dan 19 tahun - juga ada seorang ibu dan anak perempuan, Svetlana dan Anastasia Baklanova, berusia 57 dan 26 tahun.

Baca Juga : Cerita Perempuan Yadizi: Takut Pulang karena Malu Pernah Jadi Tahanan dan Budak Seks ISIS

Kisah kepahlawanan juga muncul - ketika para guru mengalihkan perhatian Roslyakov selama serangannya.

Seorang guru bernama Vladislav Miroshnikov, mengungkapkan orang dewasa di kampus "mengorbankan hidup mereka" untuk memungkinkan siswa melarikan diri di tengah-tengah adegan panik ketika anak 18 tahun menyerang tempat dengan kata "kebencian" terpampang di kemejanya."

Tersangka akhirnya bunuh diri di perpustakaan kampus.

Politisi yang ditunjuk oleh Vladimir Putin sebagai kepala Krimea, Sergey Aksyonov, bersikeras Roslyakov adalah satu-satunya pelaku tetapi politisi itu dikecam oleh orangtua.

Baca Juga : Sukmawati: Bapak Menangis Mendengar Kabar Pembunuhan Massal Terkait G30S

Mereka mengatakan kepadanya, "Anda berbohong! Anak-anak kita mengatakan ada yang lain."

Beberapa saksi mata dari para siswa juga mengatakan ada lebih dari satu orang bersenjata.

Ada kebingungan hari ini tentang apa motif yang mendorong Roslyakov menyerang perguruan tinggi itu.

Salah satunya adalah bahwa ia telah bertengkar dengan pacar pertamanya, hari-hari sebelum serangan.

Teori lain adalah bahwa dia adalah penggemar game komputer berdarah.

Seorang teman mengatakan, "Vlad selalu mengagumi mereka yang membunuh teman sekelas mereka. Saya berbicara dengannya sekali ketika kami adalah mahasiswa tahun pertama."

Baca Juga : Setelah Saksikan Keluarganya Dibantai, Gadis 11 Tahun Terombang-ambing di Lautan Selama 4 Hari, Tragis!

"Saya tahu dia memiliki permainan komputer di mana Anda menembak di dalam sekolah. Tapi saya tidak berpikir dia mungkin melakukan sesuatu seperti ini dalam kenyataan."

Versi ketiga menggambarkan bocah itu sebagai "orang buangan" yang dipermalukan oleh "kemiskinan" keluarganya.

Ada juga versi lain yang mengatakan Roslyakov mungkin telah terlibat dalam jaringan ISIS, mengutip dari mirror.co.uk.

Kepala administrasi Krimea Sergey Aksyonov membantah klaim bahwa dugaan pembunuhan itu terkait dengan kelompok ISIS.

Baca Juga : Ayah Ini Dituduh sebagai Teroris Neo-Nazi Setelah Berpose Bersama Anaknya dengan Topeng Ku Klux Klan

Sebuah "sumber informasi" di kepolisian mengatakan kepada Moskovsky Komsomolets bahwa bocah itu merupakan seorang mahasiswa di kampus yang "membuat bom sendiri" dan bertindak sendiri.

Namun laporan dari beberapa orang yang terlibat kemarin mengindikasikan ada lebih dari satu orang bersenjata.

Kasus ini masih diselidiki oleh pihak berwajib. (Adrie P. Saputra)