Find Us On Social Media :

Meski Pendeta AS Telah Dibebaskan Turki, Mengapa AS Tak Jadi Kirim Jet Tempur Siluman F-35 Ke Turki?

By Tatik Ariyani, Minggu, 14 Oktober 2018 | 13:15 WIB

Intisari-Online.com - Penahanan pendeta Amerika Serikat Andrew Brunson oleh Turki berujung pada sanksi ekonomi pada Turki dan membuat nilai mata uang lira melemah.

Namun, kini setelah dua tahun berada dalam tahanan Turki, Brunson dibebaskan dan dapat kembali ke asalnya.

Pada waktu itu, dia menjadi tokoh sentral dalam perselisihan diplomatik dengan AS atas pembelian rudal S-400 Rusia dan pengiriman jet tempur siluman F-35 ke Angkatan Udara Turki.

Sayangnya, hubungan AS dan Turki tetap tegang dan Kongres membuat Turki tidak bisa mendapatkan F-35.

Baca Juga : F-35 Mampu Hancurkan Musuh Tanpa Harus Lepaskan Tembakan, Ini Caranya!

Pada 12 Oktober tahun lalu, pengadilan Turki menghukum Brunson atas tuduhan terkait terorisme, namun akhirnya dibebaskan dengan pertimbangan pelayanan dan perilaku baik Brunson.

Setelah pembebasannya, Brunson berkata, "Ini adalah hari di mana keluarga kami telah berdoa. Saya senang bisa pulang ke Amerika Serikat."

RUU kebijakan pertahanan terbaru AS untuk tahun 2019, juga dikenal sebagai Undang-undang Otoritas Pertahanan Nasional (NDAA) yang ditandatangani Trump, secara spesifik menyebut nama Brunson sebagai alasan Pentagon tidak dapat memfasilitasi pengiriman F-35 sampai beberapa kondisi terpenuhi.

Baca Juga : Sumbangkan ASI-Nya Sebanyak 15 Lemari Es, Sosialita Thailand ini Dikritik Para Dokter

Pada akhir tahun, secara hukum, Menteri Pertahanan AS Mattis menyerahkan sebuah laporan yang merinci potensi risiko yang ditimbulkan oleh rencana Turki untuk mengoperasikan jet tempur siluman F-35 bersama rudal S-400, serta potensi ancaman ke sistem militer lain yang disuplai AS kepada Turki.

Peninjauan juga mencakup penilaian tentang apa yang akan terjadi jika Turki, yang memproduksi sejumlah besar komponen F-35, akan dikeluarkan dari program Joint Strike Fighter.

Joint Strike Fighter (JSF) adalah program pengembangan dan akuisisi yang dimaksudkan untuk menggantikan berbagai pesawat tempur, serangan, dan serangan darat yang ada untuk Amerika Serikat, Inggris, Turki, Italia, Kanada, Australia, Belanda, dan sekutu mereka.

Baca Juga : Gempa Manado Berkekuatan 5,6 SR, Mengapa Indonesia Sering Gempa?

Terakhir, Kongres menginginkan Pentagon menyusun daftar alternatif dari rudal S-400 yang bisa ditawarkan AS atau anggota NATO lainnya kepada militer Turki.

Namun, pembebasan Brunson tidak mungkin mengubah situasi ini.

Pemerintah AS dan Turki dilaporkan mencapai kesepakatan hanya sebatas imbalan pelonggaran berbagai sanksi ekonomi jika pendeta AS tersebut dibebaskan, termasuk hal yang membuat nilai lira jatuh.

Hubungan AS-Turki masih dingin, apalagi setelah dukungan AS untuk pasukan Kurdi di Suriah, yang dilihat Turki sebagai ancaman langsung terhadap kepentingan daerahnya sendiri.

Ada juga masalah teori konspirasi yang tidak berdasar mengatakan AS termasuk di antara mereka yang berada di balik upaya kudeta tahun 2016.

Baca Juga : Ditawari Rp30 Miliar untuk Bertarung oleh Rapper Terkenal, Seperti ini Respon Khabib Nurmagomedov