Find Us On Social Media :

Mantan Budak Seks ISIS yang Berhasil Melarikan Diri Itu Kini Diganjar Hadiah Nobel Perdamaian

By Intisari Online, Jumat, 5 Oktober 2018 | 18:15 WIB

DUDUK di tengah para laki-laki dengan senjata api di tangan, Murad berpikir untuk bunuh diri. Ia lalu membuat perjanjian dengan dua kakak perempuannya, Dimal dan Adke.

“Kami akan mengambil kesempatan untuk melarikan diri,” tulisnya.

Ketika seorang pria dengan betis “setebal batang pohon” memilih Murad sebagai budaknya, ia menjerit dan mencoba menolak tawaran itu.

 “Matanya terbelalak di tengah wajahnya yang lebar … ia tak terlihat seperti pria—tapi seperti monster.”

Ketika ia melihat pria lain dengan betis yang lebih kecil, ia memintanya untuk membawanya, berharap ukuran tubuhnya yang kecil bisa menyelamatkannya.

“Ia milikku,” kata si kurus kepada si pria yang lebih besar betisnya. Dan begitulah yang akhirnya terjadi.

Murad lalu terdaftar sebagai budak—lengkap dengan foto identitas yang akan tersebar ke seluruh militan jika ia nekat melarikan diri. Ia dibawa ke rumah barunya milik seorang hakim ISIS bernama Hajji Salman.

“Kau adalah sabiyya keempatku,” katanya kepada Murad.

“Tiga lainnya sudah menjadi muslim sekarang. Aku melakukan ini untuk mereka. Yazidis adalah orang kafir—itulah sebabnya aku melakukan ini, untuk membantumu.”

Tak lama berselang, Salman menyuruhnya mandi, mengenakan gaun hanya sampai lutut. Ia juga disuruh menggunakan krim penghilang bulu di sekujur tubuhnya.

“Aku berdiri di depan cermin kamar mandi. Aku tahu jika tidak mengenakan make-up apa pun, akau akan dihukum. Aku lalu melihat sebuah tumpukan di samping. Biasanya, keponakanku dan aku sangat menyukai make-up baru. Kami akan berdiri di depan cermin, merias mata dengan warna-warna yang berbeda, lalu menutupi bintik-bintik dengan foundation. Di rumah Hajji Salman, aku hampir tidak kuat melihat diri di depan cermin. Aku memakai lipstik dan riasan mata merah muda—cukup, saya berharap, untuk menghindari pukulan.”

Si Salman ini punya tabiat suka pamer. Ketika memperkosa Murad, ia akan melenguh sekeras-kerasnya, seolah-olah ingin penjaga dan seluruh Mosul mendengar dan tahu bahwa ia berhasil memperkosa sabiyya.