Advertorial
Intisari-Online.com- Seorang wanita yang hilang 15 Tahun lalu ditemukan di dalam goa di Desa Bajugan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Minggu (5/8/2018).
Wanita bernama Hasni ini diculik saat masih berusia 13 tahun di 2003 lalu oleh tersangka, seorang dukun bernama Jago (83) dan dijadikan budak seks selama itu.
Menurut pengembangan polisi berdasar keterangan tersangka Jago, Hasni semacam dicuci otaknya oleh pelaku.
Benarkah Cuci Otak dapat Bekerja?
Baca Juga:(Video) Saat Jutaan Semut Membentuk 'Jembatan Hidup' untuk Satroni Sarang Lebah
Istilah cuci otak sendiri sebenarnya bukanlah suatu bentuk pengendalian pikiran secara harfiah.
Melainkan mengarah pada tindakan untuk mempengaruhi dan membuat korban patuh, atau setidaknya bertingkah sesuai kemauan pelaku.
Pada kasus ini, awalnya Jago membujuk Hasni dengan mengatakan bahwa ada jin lelaki tampan bernama Amrin yang tinggal di atas gunung yang menyukai Hasni.
Hasni yang masih belia pun mudah tersugesti oleh akal-akalan Jago dan mau menaiki lereng dan kemudian diculik.
Baca Juga:Usai Ijab Kabul, Pria ini Harus Ikhlas Istrinya Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian
Dilansir dari science.howstuffworks.com, cuci otak dapat berjalan efektif jika pelaku memiliki kontrol penuh atas korban.
Begitu juga pada kasus ini, Hasni pun kemudian sepenuhnya dikuasai oleh Jago hingga seperti terhipnotis oleh doktrin-doktrin yang diberikan.
Pelaku kemudian memiliki kontrol penuh mulai dari pola tidur, makan, dan keseharian yang dipaksakan kepada Hasni.
Seperangkat pola perilaku baru ini kemudian akan terpaksa diikuti oleh korban yang berada sepenuhnya di bawah kontrol pelaku.
Baca Juga:Salut, Selama 40 Tahun, Pria Ini Seorang Diri Mengubah Tanah Tandus jadi Hutan
Karena pencucian otak adalah bentuk pengaruh yang invasif, ia memerlukan isolasi dan ketergantungan penuh dari korban.
Hal itu sesuai dengan cara Jago menculik dan menempatkan Hasni di dalam gua.
Bagaimana Menyembuhkan efek Cuci Otak?
Saat ditemukan, Hasni tengah dalam keadaan linglung dan untungnya sudah mendapatkan pendampingan dari Dinas Sosial Tolitoli.
Baca Juga:Fotografer Ini Memotret Tunawisma, Setelah Melihat Lebih Dekat Ia pun Terkejut dengan Identitasnya
MenurutVerbal Abuse Journals, cara tercepat untuk mengatasi rasa takut adalah membuka diri kepada orang lain.
Terutamanya adalah membangun kembali hubungan dengan keluarga.
Memang akan sulit bagi korban yang terbiasa di bawah kontrol pelaku untuk membiasakan dengan kehidupan normal, tetapi peran serta keluarga untuk mendapat kepercayaan korban kembali sungguhlah penting.
Untuk alasan kemanan, mereka tidak boleh ditinggal sendirian dan memerlukan batasan.
Baca Juga:Prajuritnya Dihukum Mati karena Tak Mau Turuti Perintahnya, Bung Karno Merasa Bersalah Seumur Hidup
Jika perlu, pihak terdekat harus selalu memperkenalkan diri, mengingatkannya tentang letak rumah, dan bicarakan rencana kegiatan apa yang akan dilakukan pada setiap harinya secara terus menerus.
Hal itu penting untuk mengembalikan identitas korban sebagaimana asalnya.
Baca Juga:Dari Telinga Sampai Pusar, Inilah 8 Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Kita Sentuh Dengan Tangan Kita