Find Us On Social Media :

Abraham Lincoln: Pemimpin Itu Bukan Pemimpi yang Terbangun dari Tidur

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 3 Oktober 2018 | 16:30 WIB

Sampai akhirnya, ia berhasil membangun keluarga mapan, dan mengukir sejarah di dunia politik.

Baca Juga : Misteri Mimpi: Abraham Lincoln Bermimpi Tewas Terbunuh, dan Menjadi Kenyataan!

Tolak jabatan gubernur

Kerja politik Lincoln diawali tahun 1832, saat ia baru berusia 23 tahun. Lincoln mengikuti pemilihan anggota Majelis Umum di negara bagian Illinois. la kalah dalam pemilihan itu.

Kekalahan itu merupakan pukulan berat kedua yang ia terima selama dua tahun berturut-turut. Setahun sebelumnya ia mengalami kebangkrutan dalam bisnis.

Tapi Lincoln tak patah semangat. Tahun 1834 alias dua tahun kemudian, ia kembali ke panggung politik untuk mengikuti pemilihan anggota DPR di Illinois. Kali ini perjuangannya berbuah sukses. Ia memenangkan pemilihan.

Sejak itu Lincoln memperdalam ilmu hukumnya dan berhasil memperoleh lisensi sebagai pengacara pada 1837. Pada usia begitu muda, 28 tahun, Abraham Lincoln sudah dikenal sebagai salah A satu pengacara paling andal pada masa itu.

Baca Juga : Lincoln dan Pembebasan

Banyak orang terkesima menyimak kepiawaiannya merangkai closing argument. Tahun 1841, ia berkongsi dengan William Herndon - teman separtainya di Whig Party – membangun sebuah firma hukum. Seiring dengan  itu, Lincoln berhasil memenangkanpemilihan DPR Illinois empat kali berturut-turut.

Tahun 1840, saat menginjak usia 31, ia sempat mengikuti pemilihan anggota senat, namun kalah. Seolah tidak mengenal kata kapok, dua tahun kemudian Lincoln kembali mengikuti pemilihan anggota konggres.

Hasilnya? Lagi-lagi gagal. Jika yang mengalami orang "normal", dua kali kegagalan itu mungkin sudah cukup bikin frustrasi. Tapi Lincoln - pada 4 November 1842 menikahi Mary Todd, gadis asal Kentucky - bukan "orang normal".  la melihat kegagalan itu bukan akhir dari karier politiknya.

Pada tahun 1846 (37 tahun), Lincoln akhirnya terpilih menjadi anggota DPR AS. Namun, di situ ia lagi-lagi harus mengalami hantaman politik. Sebagai anggota DPR, ia mengritik kebijakan Presiden Polk yang mencanangkan perang terhadap Meksiko.