Find Us On Social Media :

Tak Hanya Timbulkan Bencana, Gempa Bumi Munculkan 'Keganjilan-keganjilan yang Aneh'

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 20 September 2018 | 12:30 WIB

Gilakah dia? Tidak. Dia berkata apakah goncangan emosi yang menghebat itu tidak melumpuhkan suaranya.

Meznang orisinil tingkah laku penyanyi kenamaan itu. Apa akalnya untuk menghindari wajib gugur gunung dan keluar dari kota yang telah menjadi perapian menyala itu? Sepandjang jalan yang dijaga serdadu-serdadu milisi, ia lewat sambil mendekap sebuah potret yang besar.

Baca Juga : Salah Kaprah Tentang Status Bencana Nasional, Bagaimana Gempa Lombok?

Dan memang demi melihat potret itu para penjaga dengan hormat membiarkannya lewat. Mengapa? Itulah Potret Roosevelt yang bertuliskan:”kepada Enrico Caruso — dari kawannja T. Roosevelt".

**

Pada peron stasiun orang berkumpul. Salah seorang diantaranya adalah dokter Ernes Fleming. Ia memandang keliling dan tiba-tiba meletus ketawa. Orang-orang menatapnya dengan gusar. “Maaf, tuan-tuan,” kata dokter itu “kalian semua berpakaian piyama dan baju tidur, maka saya tidak bisa menahan ketawa.”

Sementara Itu ia memandang kepada dirinya sendiri. Ia terkejut. Pakaiannya tidak lain dari pada pakaian orang-orang sekelilingnja. Buru-buru ia masuk ke Hotel, sambil menunjang balikkan meja kursi.

Baca Juga : Diguncang Gempa Lombok Rumah Adat Sasak Tetap Berdiri Kokoh, Ternyata Ini Rahasianya

**

Begitu juga perasaan estetis pemain komedi John Barrymore tentang pakaiannya. Ketika ia berjumpa dengan Coolier pemimpin rombongan Opera Metropolitan tersebut, Barrymore dengan linglung bertanya : apa yang terjadi? Coolier heran membisu.

Pundak John digoncang-goncang. “Apa yang terjadi? Kota hancur. Mungkin perahu kita telah amblas bersama pakaian-pakaian, dekor-dekor serta perlengkapan panggung kita. Selebihnya, tak sesuatupun terjadi".

Barrymore tak dengar lagi. Ia pergi dengan tergesa-gesa. “Kemana kau,” tanya Coolier. Dengan penuh harga diri John menjawab: “Ke hotel, ganti pakaian. Seharusnya kaupun juga. Pakaianmu tidak patut.”