Find Us On Social Media :

Turki Sepakat Membeli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, NATO pun Tak Bisa Berbuat Apa-apa

By Intisari Online, Senin, 17 September 2018 | 17:30 WIB

Rosoboronexport sebagai produsen sistem rudal berkode NATO Sa-21 Growler itu menyatakan bakal melakukan pengiriman di 2019.

CEO Rosoboronexport, Alexander Mikheev, menyebut ada tenggat waktu yang harus dipatuhi ketika meneken kontrak penjualan dengan Turki.

Baca Juga : Masih Ingat Anatoly Moskvin si Penjarah 750 Kuburan dan Kolektor Mayat? Begini Fakta Kelam Hidupnya

S-400 adalah sistem rudal yang bisa merontokkan pesawat tempur lawan dari jarak 400 kilometer dan rudal balistik dari jarak 60 kilometer.

Sistem tersebut terdiri atas radar multifungsi, sistem pendeteksi mandiri, rudal anti-serangan udara, tabung peluncur, dan kendaraan komando.

S-400 mampu menembakkan empat jenis rudal, tergantung target yang dihadapi, untuk memberikan pertahanan berlapis.

Pada April lalu, pejabat militer anonim berujar, pasukan Rusia mendapat rudal jenis baru yang bisa menghancurkan sasaran di orbit rendah.

Sebuah unit S-400 dapat mendeteksi target dari jarak 600 kilometer, dan mampu menghancurkan 36 sasaran secara simultan.

Baca Juga : Luncukan Roket Pembawa Satelit Navigasi, Sistem Pertahanan Rusia Makin Mengerikan

Sistem pertahanan ini diklaim dua kali lebih efektif dari pendahulunya, S-300, dan bisa disiagakan hanya dalam waktu 5 menit.

Dikembangkan sejak akhir 1980-an, S-400 mengalami penyempurnaan proyek pada Februari 2004.

Kemudian pada 2007, sistem itu diaktifkan secara resmi.

Setiap rudal yang ditembakkan dari sistem itu bisa melaju hingga 14 kali kecepatan suara, dan diklaim lebih hebat dari Patriot. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "NATO: Pembelian S-400 dari Rusia adalah Keputusan Turki sebagai Negara".