Find Us On Social Media :

Israel Sudah Terbiasa Meneror: Begitulah Cara Awal Mereka untuk Mendirikan Negara!

By Intisari Online, Minggu, 16 September 2018 | 16:15 WIB

Akibat sikap tidak setuju dari negara-negara Arab itu potensi konflik antara warga Israel dan Arab Palestina jelas akan makin meningkat.

Apalagi sudah mulai dibentuk kelompok-kelompok perlawanan untuk menyerang warga Yahudi.

Usulan Komisi Khusus PBB yang sudah disetujui oleh Sidang Umum PBB pun mulai dijalankan dengan situasi yang mencerminkan semangat besar warga Yahudi untuk segera memiliki negara dan keengganan dari warga Arab Palestina.

Tapi proses pembagian dua wilayah yang akan dibatasi oleh tembok besar itu nantinya ternyata tidak berjalan mudah. Warga Yahudi sendiri mengalami kebingungan.

Pasalnya, kendati baik warga Yahudi maupun Arab Palestina tidak akur banyak yang tinggal dalam satu wilayah. Komisi khusus PBB jelas tidak bisa memberikan wilayah itu ke salah satu pihak saja karena dipastikan akan memicu konflik.

 Untuk mengatasi wilayah yang masih tumpang tindih itu Komisi Khusus akhirnya memutuskan pembagian wilayah Israel sebagai negara Yahudi itu meliputi wilayah dari utara ke selatan jaraknya kurang dari 400 mil.

Baca Juga : Pasukan Israel Menembak Mati 3 Orang Palestina, Termasuk Seorang Bocah 12 Tahun

Wilayah itu terdiri dari kawasan Galilea yang berbatasan dengan Suriah dan Libanon, jalur sepanjang pantai tengah tengah termasuk kota besar Tel Aviv yang kemudian jadi ibukota Israel, kota Jaffa, dan Haifa, serta gurun Najev yang cukup luas di wilayah selatan.

 Di wilayah itu masalah langsung timbul karena terdapat pemukiman warga Arab Palestina.

Di wilayah yang menjadi bagian warga Arab Palestina pun seperti Gaza, tepi barat sungai Yordan, dan kawasan utara yang berbatasan dengan Lebanon muncul masalah pelik.

Kawasan Arab ini mengelilingi Yerusalem, tempat sekitar 100.000 orang Yahudi tinggal sehingga warga Arab Palestina maunya juga mendapatkan kota Yerusalem yang sudah bersih dari orang Yahudi.

Tapi pada prinsipnya warga Arab Palestina yang mendapat dukungan dari negara-negara Arab tetap tidak menginginkan wilayah Palestina dibagi dua dan tidak mau mengakui berdirinya negara Israel.