Find Us On Social Media :

Pulau Jawa Dekade Pertama Abad 20: Negeri Dongeng dan Rumah Bahagia bagi Penghuninya

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 15 September 2018 | 20:30 WIB

Di Jawa, orang Barat dan orang Timur sudah hidup berdampingan selama tiga abad. Yang satu bisa berbicara dalam bahasa yang lain. Mereka saling tergantung dan tidak saling membenci. Namun, orang Belanda tidak memahami orang Jawa dan begitu pula sebaliknya.

Saya mengaku bahwa saya tidak mengenal jiwa orang  Jawa, walaupun saya memperhatikan mereka. Yang saya tahu cuma keadaan lahiriahnya saja.  

Kebanyakan  mereka hidup di luar rumah: mandi di kali, makan di tepi jalan, bahkan tidur di bawah pohon atau emper rumah, di bawah cahaya bulan. Hal ini tentu ganjil sekali bagi orang-orang dari Utara yang terbiasa memenjarakan dirinya di balik kungkungan dinding dan atap.

Namun, kalau melihat mereka, kita mesti mengakui bahwa cara hidup mereka itu baik dan cocok buat mereka.

Baca Juga : Andai Bom Nuklir Dijatuhkan di Monas, Jakarta Akan Menjadi Seperti Ini

Di Tanahabang, saya sering melihat mereka mandi di kali pagi-pagl sekali. Kaum pria membuka pakaian lalu mencebur dan menyelam di kali. Ketika mereka naik, tubuhnya yang coklat tampak seperti patung-patung perunggu.

Kaum wanita turun ke kali dengan cara lebih tenang. Mereka memakai kain basahan. Ibu-ibu muda membimbing anak-anak mereka ke tempat yang dangkal.

Anak laki-laki dan perempuan berenang sambil main ciprat-cipratan dengan berisik. Sementara itu gadis-gadis remaja bercanda di tempat yang teraling tanaman air sambil saling mengguyur dengan gayung dari daun kelapa. Rambutnya yang hitam panjang itu  berkilat-kilat dan kain basahannya rapat menempel ke tubuh.

Kadang-kadang lewat rakit. Penumpangnya sedang sarapan di bawah atap. Penumpang rakit saling menyapa dengan orang-orang yang mandi. Kadang-kadang mereka ikut bercanda juga.

Baca Juga : Parah! Polusi Udara di Jakarta Masuk 3 Besar Terburuk, Levelnya Sudah 'Tidak Sehat'

Selesai mandi para wanita beriring-iringan naik dan pergi ke tukang bunga. Orang-orang  di Jawa senang bunga: melati putih, mawar merah, cempaka kuning, pacar air.

Walaupun tanaman bunga mudah tumbuh di sini, ,tapi di Batavia saya belum pernah melihat mereka bertanam bunga dekat gubuknya. Paling-paling kembang sepatu di pagar. Mereka juga tidak terbiasa menaruh bunga dalam jembangan.