Find Us On Social Media :

Hati-hati, Minum Obat saat Puasa Ada Aturannya, yang Bisa Berakibat Fatal Jika Diabaikan

By Ade Sulaeman, Sabtu, 3 Juni 2017 | 18:00 WIB

Minum obat tak memberi janji seratus persen tubuh bakal sembuh

a. Antibiotik (ampisilin, amoksisilin, tiamfenikol, kloksasilin, iprofloksasin, eritromisin,  spiramisin, tetrasiklin, griseofulvin, dll.) dipilih tablet antibiotik yang sama dengan kekuatan dua kalinya (forte).

b. Obat TBC yaitu INH sehari 3 - 4 x 100 mg dapat diberikan INH tablet 300 atau 400 mg sehari 1 kali.

c. Vitamin dan mineral dapat dipilihkan yang sehari cukup digunakan 1-2 kali sehari saja (dosis tinggi).

Bila dosisnya tidak dapat diduakalikan, maka dapat dipilih bentuk lepas lambatnya/terkontrol/ retard yang frekuensi pemakaiannya cukup 1 - 2 kali sehari.

Misalnya :

a. Obat asma: teofilin, salbutamol.

b. Obat hipertensi: nifedipin, verapamil, diltiazem.

a Obat rematik/analgetik: natrium diklofenak, ketoprofen, asam tiaprofenat.

d. Obat epilepsi: karbamazepin.

Alternatif lainnya:

a. Dipilih obat lain dengan bahan aktif yang berbeda namun khasiat obatnya masih segolongan (sama indikasinya). Untuk penggantian ini perlu konsultasi dengan dokter. Misalnya, nifedipin (sehari 3x) diganti amlodipin (sehari 1x) - keduanya obat  darah tinggi; CTM (sehari 3x) diganti loratadin, ferfenadin, feksofenadin, astemizol, setirizin (semuanya cukup sehari 1x).

b. Dipilih obat dengan rate yang bukan oral seperti transdermal (sistemik yang obatnya dapat menembus kulit), topikal, tetes mata, tetes telinga, injeksi. Obatrobat ini dapat diberikan selama siang hari (sejak subuh hingga magrib). Misalnya, obat rematik/analgesik diklofenak natrium, dipilih salep piroksikam; obat angina pektoris.nitrogliserin, dipilih salep/transdermal; infeksi jamur kulit dipilih obat jamur untuk kulit.