Find Us On Social Media :

Kisah Alexander Fleming, Penicilin pun Harus Dijatah oleh Sekutu Karena Perang Dunia II

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 9 September 2018 | 15:30 WIB

Akhir tahun 1940 umat manusia lebih memerlukan obat, seperti penicillin. Sekali lagi Eropa masuk dalam kancah peperangan. Cedera yang disebabkan senjata modem jauh lebih hebat dibandingkan dengan perang dunia I. Dan ilmu pengetahuan masih tetap tidak berdaya menghadapi infeksi.

Orang pasti  berpikir bahwa sekarang tiba waktunya lembaga ilmiah dan negara untuk menyediakan dana bagi produksi besar-besaran antibiotika itu.

Ternyata dugaan itu meleset. Percobaan dengan 58 ekor tikus belum merupakan bukti tentang kehebatan bahan baru itu. Lembaga-lembaga negara Inggeris menolak untuk memberi bantuan. Perang menghabiskan semua dana dan menurut perhitungan belum ditemukan jalan untuk membuat penicillin secara- besar-besaran.

Home-made penicillin

Baca juga: Jangan Sembarang Makan Tiram, Pria Ini Tewas Akibat Bakteri Pemakan Daging Setelah Makan Tiram di Sebuah Restoran

Sungguh sinis bahwa pada saat itu banyak serdadu harus mati karena infeksi. Namun Fleming, Florey dan Chain tidak mau menyerah kalah. Mereka dengan susah payah memproduksi "home-made" penicillinnya "seperti dokter hutan" kata seorang rekan secara mengejek.

Tak heran kalau hasilnya hanya sedikit sekali. Namun 1941 mereka toh merasa sudah mempunyai persediaan cukup untuk membantu satu pasien.

Pebruari 1941 mereka menemukan suatu pasien yang cocok di Oxford: seorang polisi yang keracunan darah dan sudah dirawat dengan semua obat yang ada, dan waktu itu sudah menunggu ajalnya.

Tanggal 12 Pebruari 1941 polisi yang sudah dengan satu kaki dalam kubur itu, diberi injeksi penicillin pertama. Injeksi ini diulangi setiap tiga jam. Setelah 24 jam keadaannya sudah berubah dengan dramatis.

Baca juga:Jorok! 6 Perabotan di Kamar Hotel Ini Merupakan Bagian yang Paling Dipenuhi Kuman dan Bakteri

Luka-lukanya tidak mengeluarkan nanah lagi, panasnya turun. Namun ketika keadaan pasien tambah baik, persediaan penicillin tambah tipis.

Sekarang tidak bisa disangsikan lagi bahwa obat baru itu telah menyelamatkan jiwa polisi tersebut. Tetapi obatnya sudah habis. Kultur yang dibuat dalam Universitas Oxford tidak cukup untuk meneruskan perawatan itu. Polisi tersebut meninggal tanggal 15 Maret.