Find Us On Social Media :

Ketika Washington Menjadi Gelanggang Adu Lihai Agen FBI vs KGB

By K. Tatik Wardayati, Senin, 3 September 2018 | 20:00 WIB

Panggiian dari Pentagon tiba. Seorang perwira militer “mengawal”nya  ke Penatgon, untuk bertemu dengan petugas-petugas FBI yang memang sudah menanti disana untuk melakukan pemeriksaan tingkat pertama.

Sejak itu hampir sebulan sekali ia dipaksa “bertukar kata" dengan petugas-petugas FBI. Keadaan ini berlangsung kira-kira satu tahun lamanya sampai pihak FBI cukup bukti banwa Whalen telah “berkomplot" dengan agen-agen polisi rahasia negara asing — dalam hal ini Soviet.

Baca juga: Garda Praetorian Terlibat Spionase dan Intimidasi, Ini 5 Peran Lain Legiun Romawi Terkuat Itu

Pada tanggal 12 Juli. 1966, baru saja Whalen menonton siaran pertandingan base-ball, TV belum lagi sempat dimatikan, datanglah 5 petugas FBI untuk mengangkutnya pergi tanpa memperkenankannya untuk mengganti baju atau mencukur kumisnya terlebih dulu.

Namun rupa-rupanya perwira intell yang salah pilih sahabat ini masih bernasib baik. Ia diperkenankan meninggalkan tahanan dengan memberikan 15.000 dollar Amerika sebagai jaminan.

Alasan yang sebenarnja dari “kemurahan hati" pihak yang berwenang tersebut tidak dijelaskan. Mungkin atas macam-macam pertimbangan, misalnya kesehatan atau mungkin juga karena ia dianggap tidak bermaksud sungguh-sungguh menjual negaranya, melainkan karena termakan bujukan “sahabat"nya – yang teramat lihai itu.

Untuk “jasa"nya, pihak polisi rahasia Soviet juga tidak melupakan imbalan yang menurut mereka pantas : 5.500 dollar untuk masa kerja 4 tahun.

Baca juga: Kisah Spionase Penuh Intrik dari PEsawat J-20 China, Kembaran F-22 Raptor AS

Untuk uang jaminan saja, keluarga Whalen harus menambahi  jumlah upah KGB dengan sejumlah uang lagi yang besarnya kira-kira dua kali upah tersebut. Tapi nama baik yang telah cemar tidak mungkin bisa ditebus dengan jumlah yang sebesar apapun juga.

Whalen telah melakukan kesalahan besar yang boleh dikatakan tidak mungkin diperbaiki kembali pada saat-saat terakhir masa dinasnya. Kini Whalen yang baru berusia 52 tahun berwajah lebih tua 10 tahun dari pada usianya yang sebenarnya.

Kalau Whalen seorang perwira menengah Angkatan  Darat A.S. dan warganegara Amerika yang dapat dikatakan “aseli" — dalam arti kata sudah jauh pertaliannya dengan negara leluhur orang tuanja – telah melakukan perbuatan “cemar” terhadap tanah airnya; maka dibawah ini adalah kisah kepahlawanan seorang warga negara Amerika—keturunan Ceko yang justru berhasil “mengibuli" komplotan mata-mata negara leluhurnya sendiri.

Frank John Mrkva — pahlawan “peranakan" Ceko tersebut – lahir 38 tahun yang lalu di Pennsylvania. Ajahnya masih orang Ceko “totok", hingga Mrkva sendiri masih kenal sedikit-sedikit adat istiadat dan bahasa negara leluhurnya.