Find Us On Social Media :

Takut Istri, Kediktatoran Mussolini Sirna Seketika Jika Sudah Berhadapan dengan Istrinya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 06:30 WIB

Edda masih ingat bahwa ayahnya yang menjadi tokoh revolusioner yang "meledak-ledak" itu pulang dengan pakaian compang-camping dan topi peat-peot karena dihajar polisi.

Baca juga: Dikenal Sebagai Pilot Jagoan Nazi, Erich Hartmann Nekat Menghadap Hitler dan Melanggar Aturan yang Berisiko Ditembak Mati

Si ayah yang kelelahan setengah mati tapi gembira itu menceritakan perkelahiannya dengan polisi pada anak-anaknya sambil menirukan adegan yang terjadi dan tertawa keras-keras.

Edda juga menyadari bahwa ayahnya pengejar wanita dan dalam hal ini tidak terkendalikan. Ia suka kekasih yang montok, tidak pakai parfum tapi bersih.

Sebelum menjadi "II Duce", Mussolini pernah tertarik pada spiritualisme. Ia sering pergi ke rumah seorang tetangga. Wanita itu sering mengadakan pertemuan spiritualisme dimana orang-orang yang hadir duduk mengelilingi meja.

Menurut Edda, di kolong meja ayahnya "main kaki" dengan nyonya tetangga yang cantik itu.

Baca juga: Kebiasaan Aneh Adolf Hitler dan Idi Amin: dari Suka Makan Anak Burung Merpati hingga Menyantap Larva Tawon

"Wanita ini mempunyai puteri berumur 20 tahun", cerita Edda. "Papa mempunyai gagasan untuk memberi les matematik dan Inggeris pada gadis itu. Tapi les ini cepat diakhiri ketika sang ibu mendapatkan bahwa tujuan papa memberi les itu sama dengan tujuan papa menghadiri pertemuan spiritualisme". Tapi tentu saja sasaran les adalah sang puteri.

Benito Mussolini seorang ayah yang penuntut. Ia pernah memaksa puterinya yang masih kecil untuk memegang kodok buduk sebagai cara menanggulangi rasa jijik.

Perihal peranan wanita, Mussolini berpendapat bahwa tempat wanita itu di rumah, punya anak dan membiarkan suaminya mengejar wanita-wanita lain. Tapi Edda menambahkan bahwa dalam keluarga, ayahnya menjadi "elemen puitis" yang merangsang imajinasi anak-anak.

Ibunya sebaliknya merupakan "elemen yang keras", yang selalu berpijak pada kenyataan.

Baca juga: Selain Kokain, Hitler Juga Makan Obat Perangsang, Padahal Dia Tidur di Ranjang yang Berbeda dengan Eva