Find Us On Social Media :

Takut Istri, Kediktatoran Mussolini Sirna Seketika Jika Sudah Berhadapan dengan Istrinya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com – Buku tentang Hitler dan Mussolini belum pernah begitu laku seperti saat ini. Setiap tahun dan bahkan setiap bulan ada saja buku tentang mereka diterbitkan.

Aspek-aspek yang baru muncul tentang mereka rupanya masih mampu mempesona banyak pembaca.

 Countess Edda Ciano, puteri Benito Mussolini, menceritakan tentang ayahnya dalam buku "Witness for a Man" yang dikerjakan oleh seorang wartawan Italia Bernama Albert Zarca.

Buku ini memberikan kepada kita suatu gambaran yang sering mengasyikkan tentang diktator Italia itu, berkat anekdot-anekdot yang diingat oleh Edda.

Baca juga: Meski Pernah Dipecundangi Mussolini, Hitler Ternyata Mau Menolong Sahabatnya yang Selalu Ia Rendahkan Itu

Ibu Edda, Ny. Rachele Guidi berasal dari keluarga kalangan sederhana. Rachele mencari nafkah dengan bekerja di sebuah losmen di Forli, milik ayah Benito Mussolini. Ketika pemuda Benito jatuh cinta padanya, Rachele sering dikuncikan di sebuah kamar.

Benito-lah yang mengerjakan tugas-tugas gadis ini. Soalnya Benito yang cemburu itu merasa mengkal kalau ada tamu yang menaruh perhatian pada Rachele.

Mussolini termasuk salah seorang manusia yang paling orisinil di dunia. Puterinya bercerita sebagai berikut:

"Ketika umur saya baru beberapa minggu, ayah menemukan cara yang cerdik untuk menidurkan saya. Tapi cara ini memang berisik. la memainkan biola di samping buaian sampai saya tidur nyenyak, barulah ia berhenti.

Baca juga: Maria Montessori: Wanita yang Dianggap 'Terlarang' oleh Rezim Mussolini

"Tapi begitu tidak mendengar suara biola lagi, saya terbangun. Lalu Papa mengambil lagi biolanya dan serenade dimulai lagi. Suatu malam ia terpaksa memainkan alat itu 67 kali!

"Enampuluh tujuh kali ia terpaksa menyalakan lilin dan main biola. Akhirnya ia jadi kalap dan mulai melemparkan segala benda yang bisa dijangkau ke dalam buaian. Saya masih hidup berkat kegesitan ibu saya yang membebaskan saya dari kemarahan ayah.”

Sebagai anak kecil, Edda merasa terkesan oleh kemeja ayahnya yang hanya mempunyai sebelah lengan saja. Kegunaan kemeja berlengan satu ini ialah untuk memudahkan si ayah berduel.