Advertorial

Maria Montessori: Wanita yang Dianggap 'Terlarang' oleh Rezim Mussolini

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Dua bulan setelah menerima gelar Doktor Kedokteran, dia terlibat gerakan Hak Asasi Perempuan di Berlin, Jerman.
Dua bulan setelah menerima gelar Doktor Kedokteran, dia terlibat gerakan Hak Asasi Perempuan di Berlin, Jerman.

Intisari-Online.com- Maria Montessori dikenal karena mengembangkan sistem pendidikan Montessori, yang dinamai menurut namanya.

Sistem Montessori adalah pendekatan pendidikan yang berpusat pada anak berdasarkan pengamatan ilmiah terhadap mereka sejak lahir sampai dewasa.

Sistem Montessori yang dikembangkan saat ini identik dengan pendidikan pra-sekolah.

Dia lahir pada tanggal 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, Italia.

(Baca juga:Eli Cohen, Agen Rahasia Andalan Mossad yang Dihukum Gantung di Depan Puluhan Ribu Rakyat Suriah)

(Baca juga:Saat Seorang Ibu 'Curhat' tentang 'Warna-warni' Hari-harinya Besarkan Anak Lewat Ilustrasi-ilustrasi Lucu)

Pada masa ketika kebanyakan wanita hanya menjadi ibu rumah tangga, Montessori memiliki rencana lain.

Dia menjadi wanita pertama yang masuk sekolah kedokteran dan pada bulan Juli 1896 dia adalah wanita pertama yang menjadi dokter di Italia.

Dua bulan setelah menerima gelar Doktor Kedokteran, dia terlibat gerakan Hak Asasi Perempuan di Berlin, Jerman.

Ketika kembali ke Italia, dia mulai bekerja sebagai asisten dokter di Klinik Psikiatri di Universitas Roma.

Dari situ, Montessori tertarik pada kebutuhan anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.

Karena menangani anak-anak berkebutuhan khusus, dia mengembangkan metode pendidikannya sendiri yang unik.

Didasarkan karya Jean Itard dan Edouard Seguin, dia mengajarkan anak-anak untuk melihat dunia dengan menggunakan lima indera.

Ini mengilhaminya untuk mendirikan dan membuka "Children's House," kursus pelatihan metode, dan menerbitkan buku.

Montessori menulis: "Periode terpenting dalam hidup bukanlah saat kuliah di Universitas, tapi periode sejak lahir sampai usia enam tahun."

Melalui banyak eksperimen, Montessori pun dapat mengaplikasikan metodenya kepada anak normal.

(Baca juga:Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)

Pada tahun 1910, sekolah-sekolah Montessori diakui di seluruh dunia.

Ketika Mussolini berkuasa di Italia, dia menutup semua sekolah Montessori dan memaksanya meninggalkan Italia.

Dia pergi ke Spanyol dan kemudian pindah ke Belanda.

Pada tahun 1947 dia pergi ke India, di mana dia mengembangkan sebuah program yang disebut Education for Peace.

Di sana, dia melatih lebih dari seribu Guru India.

Maria Montessori dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian tiga kali (1949, 1950 dan 1951).

Dia meninggal pada tanggal 6 Mei 1952, di Noordwijk Aan Zee, Belanda.

(Baca juga:(Video) Persimpangan Jalan di Kota Ini Punya 37 Buah Lampu Merah! Dijamin Pusing Jika Belum Biasa)

Artikel Terkait