Find Us On Social Media :

Tak Perlu Takut Dianggap Gila Gara-gara Berbicara dengan Diri Sendiri, karena Hasilnya Sangat Luar Biasa

By Ade Sulaeman, Rabu, 3 Mei 2017 | 17:00 WIB

Berbicara kepada diri sendiri

Intisari-Online.com - Eugene Gamble menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai dokter gigi di London. Namun, tiga tahun yang lalu, ia memutuskan untuk berubah haluan menjadi seorang pengusaha.

Hanya ada satu masalah: dia tidak pandai berbisnis. Hal ini membuat kepercayaan dirinya merosot.

(Baca juga: Dibesarkan Monyet, Bocah 8 Tahun Ini Tak Bisa Berbicara dan Hanya Bisa Melengking)

Dia bisa saja kembali ke menekuni profesi dokter giginya. Namun ia bertekad untuk sukses di dunia bisnis. Jadi, ia menyewa seorang pelatih bisnis yang memberinya nasihat aneh.

"Dia menyuruh saya untuk berbicara keras-keras dengan diri sendiri," kata Gamble, yang membantu orang kaya berinvestasi di dunia properti.

"Saya tidak percaya bahwa itu bisa berhasil, tapi begitu saya mencobanya - itu masuk akal."

Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berbicara kepada diri sendiri dapat membantu mengingat ingatan, kepercayaan diri, fokus, dan lebih banyak lagi.

(Baca juga: Romo Eventius Dewantoro, Pastor Katolik di Bali yang Fasih Berbicara Bahasa Arab dengan Raja Salman)

"Masuk akal kok," kata Gary Lupyan, guru besar psikologi di University of Wisconsin, yang telah mempelajari bagaimana mendengar diri kita berbicara dapat mempengaruhi kenangan kita.

"Anda tidak tahu semua yang akan Anda katakan - Anda bahkan bisa mengejutkan diri sendiri."

Lupyan mengadakan sebuah penelitian dengan menyuruh orang melihat beberapa benda di layar komputer. Beberapa orang disuruh menyebutkan nama barang itu dengan suara keras-keras, sementara yang lain diperintahkan untuk tetap membatin nama benda itu dan mengingatnya di kepala mereka.

Hasilnya? Orang yang menyebutkan bendar itu dengan suara keras bisa menemukan benda-benda di layar komputer dengan lebih cepat.

Percobaan yang sama dengan menyuruh orang menyebutkan nama barang-barang toko kelontong dengan lantang. Mereka kemudian harus mencari barang-barang itu dalam kumpulan foto-foto.

Orang yang menyebutkan nama barang tadi dengan lantang dapat menemukan barang itu dengan lebih cepat dibandingkan dengan yang hanya membatinnya.

Bagaimana penjelasan hal itu?

Kita semua sudah tahu bagaimana rupa sebuah pisang. Saat kita menyebut pisang dengan suara keras, hal itu akan membantu otak mengaktifkan informasi tambahan mengenai item itu, termasuk tampilannya.

Kita tentu saja dapat menemukan pisang di toko itu, tapi akan lebih cepat ketemu jika kita mengucapkan namanya.

"Mengatakan sebuah nama dengan lantang adalah isyarat pencarian yang kuat," kata Lupyan.

"Anggap saja itu sebagai penunjuk informasi di benak kita. Nah, bahasa meningkatkan proses pencarian informasi itu "

Merasa lebih baik dengan berbicara pada diri sendiri

Anne Wilson Schaef, mantan psikolog dan sekarang pengarang dan pembicara, sering mendorong kliennya untuk berbicara kepada diri mereka sendiri. Hal itu tidak hanya memperbaiki ingatan kliennya, tapi juga mengubah banyak hal yang dirasakan oleh mereka.

Misalnya, jika pasien marah, dia akan menyuruh mereka untuk mengatakan dengan lantang apa yang sedang mereka bicarakan. Kemarahan kemudian akan lenyap.

Dia percaya itu ada kaitannya dengan siapa yang mendengarkan kata-katanya. "Kita semua perlu berbicara dengan seseorang yang menarik, cerdas, mengenal kita dengan baik dan berada di pihak kita dan itulah kita," katanya.

"Kita mungkin orang paling menarik yang kita kenal. Mengetahui diri kita dan bagaimana perasaan kita dapat membantu kita memperbaiki diri. "

Pada 2014, Ethan Kross dari University of Michigan merilis sebuah makalah yang mengatakan bahwa berbicara kepada diri sendiri dapat membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri dan menanamkan kepercayaan diri yang dapat membantu kita mengatasi tantangan berat.

Namun, kita harus mengatakan kata-kata yang tepat agar bisa berhasil.

Kross, bersama beberapa rekannya, melakukan serangkaian eksperimen yang membuat orang menggambarkan pengalaman emosional dengan menggunakan nama atau kata-kata mereka sendiri seperti "Anda" dan "dia".

Ia menemukan bahwa berbicara pada orang ketiga atau kedua, membuat orang-orang mengendalikan perasaan dan pikiran mereka lebih baik daripada mereka berbicara pada diri sendiri.

Dalam penelitian lain, Kross, yang menjelaskan penelitiannya di Harvard Business Review, meminta orang-orang untuk melihat dirinya sendiri sebagai orang kedua atau ketiga saat mempersiapkan sebuah pidato.

Hasilnya, mereka merasa lebih tenang, lebih percaya diri, dan lebih baik saat berpidato dibandingkan mereka yang hanya melihat dirinya sendiri.

Dari hasil itu, tulis Kross, ia memperoleh solusi ketika anak perempuannya sedang tertekan. Yakni menyuruhnya untuk berbicara kepada dirinya sendiri seperti berbicara kepada orang ketiga.

Berbicara kepada diri sendiri memiliki banyak manfaat lainnya. "Temuan kami hanyalah sebagian kecil dari riset penelitian berbicara kepada diri sendiri yang jauh lebih besar dan terus berlanjut, yang terbukti memiliki implikasi luas.

"Berbicara kepada diri sendiri membuat orang lebih bisa mengatasi tekanan, mengendalikan emosi, juga menjadi lebih bijak."

Memperbaiki memori otot

Sementara Gamble belum berbicara dengan dirinya sendiri sebagai orang ketiga - dia menganggapnya terlalu aneh - pelatihnya menyuruh dia untuk mengulangi kalimat yang menguatkan diri dengan keras, seperti "Jangan melakukan yang terbaik, lakukan apa pun yang diperlukan."

Dia mencoba cara itu dan ternyata berhasil.

Berbicara kepada diri sendiri juga membantu Gamble dalam presentasi. Sebelum bertemu dengan seorang investor kaya, dia menyampaikan presentasinya dengan suara keras.

Awalnya ia menulis presentasi itu dan kemudian membacanya berulang-ulang. Ketika mendengar dirinya berbicara, dia bisa mengatur pikirannya dengan lebih baik. Ia juga bisa mengingat presentasinya dengan lebih baik.

"Ini seperti bagaimana saya diajari bermain piano. Aku akan terus memainkan seluruh bagian sampai aku bisa memperbaiki kelemahanku."

Berbicara kepada diri kita sendiri dengan suara keras kadang-kadang tidak disukai – terlebih ketika di muka umum. Jadi wajar jika banyak dari kita enggan melakukan hal itu.

Akan tetapi, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berbicara kepada diri sendiri di kalangan anak-anak merupakan bagian penting dari perkembangan mereka.

Sebuah penelitian pada 2008, misalnya, menemukan bahwa anak berusia lima tahun yang berbicara dengan diri sendiri dengan suara keras lebih baik dalam tugas-tugas yang melibatkan motorik mereka dibandingkan dengan mereka yang diam.

Gamble menjadi lebih percaya diri sekarang. Meskipun ada hal lain yang telah berkontribusi pada keberhasilan dirinya berubah dari dokter gigi ke pengusahaproperti, tak bisa disangkal bahwa berbicara kepada diri sendiri dengan lantang turut berperan.

"Terkadang saya merenung, dan bilang, apakah ini benar-benar terjadi? Benarkah ini efektif?" katanya.

"Saya dapat mengatakan bahwa dibandingkan tiga tahun silam, sekarang saya berada dalam posisi yang jauh lebih baik. Berbicara kepada diri sendiri dengan lantang telah membuahkan hasil."

Bagaimana dengan Anda?