Find Us On Social Media :

Dahulu Kala, Penguasa Wajib 'Dipermalukan' oleh Rakyatnya Sendiri dalam Festival Akitu

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 18 Agustus 2018 | 18:45 WIB

Dia kemudian menyeret raja dengan menjewer di telinganya dan memaksanya untuk berlutut.

Baca Juga: Bukan Foya-foya, Miliarder ini Habiskan Waktunya untuk Punguti Sampah di Jalanan

Raja diminta untuk berdoa memohon pengampunan dan berjanji bahwa dia tidak akan lalai akan tugasnya.

Ada daftar panjang janji dan jaminan raja yang berisi semua permintaan baik dari para pendeta atau orang biasa pada umumnya.

Baru setelah raja selesai berjanji dan selesai mambaca emua tugas-tugasnya, dia harus bersiap-siap untuk pukulan.

Ya, imam tadi akan memukul pipi raja dengan keras dan menurut tradisi air mata harus mengalir di pipi raja.

Baca Juga: Kapal Perang Terbesar Inggris Bergabung dengan Jet Siluman Tercanggih di Dunia, Ada Apa?

Festival itu juga menunjukkan kepada raja bahwa tanpa mahkotanya, pedang dan tongkatnya, raja hanyalah makhluk biasa.

Festival Akitu bertahan hingga tahun 63 SM dan memasuki periode Kekaisaran Romawi.

Kaisar Romawi Elagabalus (memerintah 218-222), yang berasal dari Suriah, bahkan memperkenalkan festival di Italia.

Sejumlah festival musim semi di Timur Dekat kontemporer masih ada hingga saat ini.Iran secara tradisional merayakan 21 Maret sebagai Noruz ("Hari Baru").

Baca Juga: Tanpa Dua Sosok Ini, Mungkin Kita Tak akan Pernah Melihat Suasana Proklamasi Kemerdekaan RI