Find Us On Social Media :

73 Tahun Jatuhnya Bom Atom di Hiroshima: Inilah Taman Perdamaian, Tempat Bom Atom Meledak

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 8 Agustus 2018 | 17:45 WIB

Khususnya, penduduk yang berada pada radius 1.000 m dari pusat ledakan mengalami luka-luka berat dan hampir seluruhnya meninggal beberapa hari kemudian.

Baca juga: Bukan Hiroshima, Tapi Kota Inilah yang Penduduknya Paling Banyak Meregang Nyawa saat perang Dunia II

Sementara api masih menjilat-jilat isi kota Hiroshima, tak terduga hujan pun turun. Namun, dua jam pertama, hujan ini tak berwarna bening tapi berwarna kelabu.

Layaknya air bercampur debu dan mengandung radioaktif yang kuat!

Untuk kedua-kalinya, mereka terkena radiasi radioaktif. Setiap orang yang meminum air dari sumur setelah hujan ini turun menanggung rasa mulas di perut selama 3 bulan terus-menerus!

Para penduduk yang terkena radiasi radioaktif dicatat oleh team penolong dari Palang Merah. Lantas mereka memperoleh sertifikat dari pemerintah. Sertifikat ini terbagi atas 2 golongan.

Yakni, Golongan I ialah penderita yang kena langsung radiasi radioaktif.

Golongan II ialah penderita yang datang ke Hiroshima hingga 2 minggu setelah kejadian bom-atom meletus, para penolong penderita Golongan I, dan anak-anak yang lahir dari kandungan ibu-ibu korban radiasi radioaktif.

Kepada mereka semua, rumah sakit memberikan pelayanan secara cuma-cuma.

Pada awalnya rumah-sakit ini memiliki 120 tempat tidur. Kemudian pada tahun 1968 ditambah 50 tempat tidur lagi.

Kini, penderita yang mendiami rumah-sakit berjumlah 150 orang. Sedang penderita yang bertempat tinggal di rumah sendiri sebanyak 132 orang.

Beberapa gambar terekam. Ternyata kemudian ada juga beberapa gambar yang jadi, meskipun letak gambar tak simetris.

Demikianlah, siang dan sore hari itu kami habiskan untuk "mengagumi sebuah karya manusia" yang sempat menelan setengah penduduk kota Hiroshima atau dalam hitungan jiwa sekitar 200.000-an orang.

Dan, ketika meninggalkan rumah-sakit, kami cuma bisa berdoa: "Semoga musibah ini tak terulang lagi dalam sejarah umat manusia di masa mendatang".

(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1977, ditulis oleh Erlangga Ibrahim dengan judul asli Menjenguk Sisa Korban Bom Atom Hiroshima)

Baca juga: 70 Tahun Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki: Kesaksian para Penyintas