Advertorial
Intisari-Online.com - Dalam program pembuatan bom atom yang merupakan penentu kemenangan perang Sekutu atas Jepang, awalnya proyek senjata paling mematikan itu terkesan tidak serius.
Hal itu dirasakan sendiri oleh pimpinan proyek yang nanti dikenal sebagai Manhattan Project, Jenderal Leslie Groves.
Jenderal Groves sebenarnya merasa ragu-ragu atas profesinya karena sebagai orang militer ternyata ‘’hanya’’ mendapat tugas memimpin proyek pembuatan senjata yang menurutnya tidak penting.
Groves lahir di Albany, New York, 17 Agustus 1896. Ia kuliah di Universitas Washington selama setahun dan Massacussets Institute of Technology selama dua tahun sebelum masuk West Point dan berhasil lulus pada 1918.
(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Groves merampungkan studi di bidang engineer di Camp Humphreys pada 1921.
Tahun berikutnya ia menikahi Grace Hulbert Wilson. Setelah bekerja di seluruh AS, ia ditugaskan di Kantor Chief of Engineers dan menjadi Kapten pada Oktober 1934.
Tahun 1936 ia mengikuti pendidikan di General Staff College, Fort Leavenworth dan di Army War College pada tahun 1939.
Ia naik pangkat menjadi mayor pada 1940 dan ditempatkan di General Staff di Washington.
Groves kemudian menjadi deputi pada Chief of Construction dan mengerjakan sejumlah proyek termasuk pembangunan proyek perkantoran terbesar, Pentagon pada tahun 1940.
Di tahun yang sama ia naik pangkat menjadi kolonel.
Pada September 1942, ia ditunjuk menjadi direktur militer pada Manhattan Engineer District dengan pangkat brigadir jenderal.
Kode “Manhattan” ia ciptakan sendiri berdasarkan kebiasaan Korps menamai distrik mengikuti kota markas besarnya.
(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)
Mulanya Groves ragu dan kecewa melibatkan diri dengan proyek senjata (Manhattan Project) yang kurang diperhatikan.
Namun Proyek Manhattan ternyata menjadi salah satu proyek terbesar sepanjang sejarah. Di proyek ini, Groves bertanggung jawab atas seluruh tahapan.
Mulai dari tahap ilmiah, produksi, keamanan, dan perencanaan untuk penggunaan bom.
Ia juga berperan penting dalam menentukan lokasi yang akan digunakan dan mengatur pembelian uranium.
Di bawah arahannya akhirnya diputuskan untuk mendirikan instalasi proyek di Oak Ridge, Tennessee, Los Alamos, New Mexico; dan harford Engineering, Washington State, sebagai situs utama untuk penelitian teori dan produksi material.
Untuk Proyek Manhattan, Groves merekrut Robert Oppenheimer (AS), David Bohm (AS), Leo Szilard (Hongaria), Eugene Wigner (Hongaria), Rudolf Peierls (Jerman), Otto Frisch (Jerman), Felix Bloch (Swiss), Niels Bohr (Denmark), James Franck (Jerman), James Chadwick (Inggris), Emilio Segre (Italia), Enrico Fermi (Italia), Klaus Fuchs (Jerman), dan Edward Teller (Hongaria).
Saat bom atom siap digunakan, Jerman menyerah. Leo Szilard dan James Franck mengedarkan petisi di antara ilmuwan, menentang penggunaan bom berdasarkan moral.
Namun Groves menentang keras pandangan ini dan menyarankan Harry S Truman, Presiden AS yang baru untuk menggunakan bom terhadap Jepang.
Pada 6 Agustus 1945, sebuah pengebom B-29 menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Diperkirakan dalam beberapa tahun sekitar 200.000 orang tewas sebagai akibat bom atom.
Jepang tidak segera menyerah dan bom kedua dijatuhkan di Nagasaki tiga hari kemudian. Baru keesokan harinya Jepang menyerah.
Groves termasuk pendukung awal bagi penggunaan limbah produk sampingan dari reaktor nuklir sebagai senjata yang kemudian menjadi depleted uranium.
Pada 1944, Groves naik pangkat menjadi mayor jenderal. Ia terus bekerja di Los Alamos sebagai Kepala Proyek Persenjataan Khusus AD AS hingga Januari 1947.
Gloves pensiun saat militer mengalihkan urusan energi atom kepada Komisi Energi Atom yang dibentuk sipil.
Sebelum pensiun, Groves berhasil meraih pangkat letnan jenderal pada 1948.
Dari waktu tersebut hingga 1961 ia bekerja sebagai Wakil Presiden Sperry Rand Corporation. Groves tutup usia pada 13 Juli 1970 dan dimakamkan di Arlington National Cemetery.
(Baca juga: (Foto) Bak Gudang Fashion, Inilah Lemari Seluas 65 Meter Persegi Milik Sosialita Asal Singapura)