Find Us On Social Media :

Benarkah Pangeran Diponegoro Pernah Disekap di Balai Kota Tempat Para Tawanan Kompeni Disiksa?

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 8 Agustus 2018 | 07:00 WIB

Dulu payung ini terdapat dalam suatu ceruk di tengah suatu kubu bulat, yang ditempatkan di atas serambi.  Di samping patung masih ada lambang kerajaan Belanda, lambang kota Batavia dan perisai dengan monogram VOC.

Baca juga: Ada yang Baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta

Pada puncak menara pernah ditempatkan sebuah patung wanita yang membawa sebuah layar di tangan satu dan seikat anak panah di tangan yang lainnya sebagai penunjuk arah angin.

Kemudian patung itu digantikan dengan panah penunjuk mata angin yang biasa dan tiang bendera. Patung Justitia membawa laksana-laksananya yang lazim: pedang terhunus, neraca dan matanya terbalut dengan kain.

Balai Kota yang baru ini ditempati oleh dewan pengadilan, dewan kota, balai harta peninggalan, komisaris-komisaris urusan kecil dan perkawinan, komandan-komandan schutterij (semacam Hansip).

Dalam buku Valentijn ruangan-ruangan dikatakan sangat bagus, terutama hiasan-hiasan yang mewah di ruang sidang dewan dan serambi untuk berjalan-jalan yang terdapat di tingkat dua.

Baca juga: Mengenal Jakarta dari Museum Fatahillah

Penulis kisah perjalanan Gevers Deijnoot yang pernah mengunjungi gedung ini dalam tahun 1862 sia-sia mencari peninggalan yang berarti dari zaman Kompeni. la menulis bahwa pada masa itu Balai Kota hanya merupakan gedung yang kokoh, tetapi tanpa selera baik.

Di belakang Balai kota terdapat rumah-rumah yang diperuntukkan para sipir atau penjaga tahanan, yang menurut Valentijn merupakan rumah yang cukup baik dan bahwa jabatan sipir menghasilkan uang cukup lumayan.

Mungkin itu alasannya mengapa menantu pelukis termasyhur Rembrandt, Cornelia Suythof, yang juga pelukis, tidak ragu-ragu untuk menjalankan profesi itu.

Sayap-sayap gedung, yang ditempati rumah-rumah sipir itu, selebihnya dimanfaatkan sebagai penjara untuk menyekap tahanan. Konon di salah sebuah ruangan penjara ini Belanda pernah menahan Pangeran Diponegoro, sampai ada kapal yang membawanya ke tempat pengasingannya di Makasar.

Baca juga: Wow! Ternyata Pangeran Diponegoro Sudah Gunakan Senjata Biologis saat Melawan Belanda