London Dungeon, Museum Tentang Kekerasan yang Dibuka di London

Moh. Habib Asyhad

Penulis

London Dungeon, sebuah museum yang mengetengahkan lembaran hitam sejarah Inggris. Hanya diterangi oleh lilin dan sinar yang remang-remang.

Intisari-Online.com – Lembaran hitam sejarah Inggris kini dapat dilihat di London Dungeon, sebuah museum baru di sebelah selatan tepi sungai Thames yang baru dibuka permulaan tahun ini, untuk umum.

Pada pintu masuk London Dungeon tertulis tiga kata: "Penghinaan, Kutukan, dan Kematian", sesuai dengan apa yang dipertontonkan di dalam London Dungeon ini.

Museum baru ini diterangi oleh nyala lilin dan sinar yang remang-remang tersembunyi di belakang sarang labah-labah dari plastik.

Di ruang pertama terdapat mahluk-mahluk gaib, seperti: tukang sihir jaman sebelum Masehi, peri-peri, dan si kakek Shony, setan laut Skotlandia yang suka menyeret orang-orang yang tenggelam ke puri bawah lautnya.

Baca juga: Di London, Ada 100 Hantu 'Resmi' di Bangunan-bangunan Tua, di Kotamu Berapa?

Sebenarnya, Shony adalah seorang pria yang mentakjubkan dengan janggut panjang dan badannya tertutup kaos hijau tertutup sisik ikan.

Ruang berikutnya, ruang bersejarah, melukiskan penyaliban ST. George, seorang Santo pelindung Inggris. Di hadapannya terdapat Boadicea, ratu Inggris pada abad pertama, yang sedang sibuk menikam tenggorokan seorang serdadu Romawi.

Seorang pengunjung. Yang sudah terbiasa dengan keadaan gelap dan suara-suara yang mengerikan yang datang dari segala sudut itu, akan menyadari bahwa London Dungeon adalah suatu tempat yang seirius, yang mencoba menggambarkan kebiadaban manusia terhadap manusia lain, yang berhubungan dengan sejarah Inggris.

Ada pula sebuah tableau mempertontonkan para korban Reformasi yang dibakar hidup-hidup. Kutipan dari riwayat-riwayat kuno dipampangkan pada tembok-tembok hitam.

Baca juga: Penuh Dedikasi, Guru di London Ini Diganjar dengan Hadiah Sebesar Rp13 Miliar dan Mengalahkan 30 Ribu yang Lain

Misalnya: sebuah laporan kejadian pada tahun 1511 "pembakaran orang-orang yang melawan agama, menyebabkan kenaikan harga kayu".

Melihat pembunuhan Anne Boleyn, istri kedua Henry VIII yang malang itu, pengunjung dapat melihat dengan jelas penyiksaan yang pernah terjadi di Tower of London.

Suatu peringatan ditulis di situ: "Pertunjukan ini tidak untuk para pengunjung yang penakut atau cepat merasa mual. Dan harus menanggung risiko sendiri kalau mimpi jelek".

London Dungeon ini gagasan Nyonya Annabel Geddes, seorang ibu muda dengan 3 orang anak, yang dengan cepat menjadi seorang ahli dalam sejarah "lembaran hitam" di Inggris.

Baca juga: Ada yang Bersembunyi di Tong Sampah, Ada Juga di Ruang Bawah Tanah: Inilah Kisah Mereka yang Selamat dari Bom London

Gagasan ini timbul ketika ia mengunjungi Tower of London. Pada waktu itu anak-anaknya mengatakan padanya alangkah lebih menarik kalau di situ terdapat mayat-mayat. Sekarang di bawah lengkungan bergema Dungeon itu terdapat mayat-mayat, orang-orangan dengan wajah menyedihkan atau hampif mati.

Museum ini terletak di Tooley Street, seberang sungai Thames dekat Tower of London, di mana dulu pernah ada sebuah kamar penganiayaan, kuburan, dan lubang yang dalam untuk mayat korban wabah penyakit.

Apakah pelajaran yang dapat ditarik pengunjung dari London Dungeon itu? Bahkan walaupun dunia sekarang ini masih penuh dengan agressie, bentrokan dan bahaya, tapi toh masih lebih baik keadaannya dari pada dulu. (BBC London Letter).

Baca juga: Ada Payudara Super Besar Nangkring di Salah Satu Sudut Kota London, Apa Maksudnya?

Artikel Terkait