Find Us On Social Media :

Polemik Pembunuhan Keluarga Tsar: Saksi Melihat Lima Orang Tahanan Wanita

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 17 Juli 2018 | 20:30 WIB

Saya menjawab: "Ia gila, ia menderita megalomania, kirimlah ia ke rumah sakit jiwa." Orang itu diam saja tetapi memandang saya dengan tajam. Saya sengaja berkata begitu, sebab dari Rumah Sakit Jiwa ia bisa lebih mudah melarikan diri.

Saya tidak sangsi ia putri tsar dan saya tidak menyangsikan untuk selamanya. Kalau tidak, mengapa ada orang yang mau mempercepat kematiannya dengan mengaku dirinya sebagai putri tsar yang diburu-buru?

Akhir bulan November, ketika Tentara Putih mendekati Perm, kaum bolsyevik bersiap-siap untuk pindah. Para tahanan wanita itu dikirim dengan kereta api jurusan Glazov, ke desa sebelahnya, kemudian ke wilayah Kazan. Demikian cerita orang-orang kemudian.

Sebenarnya orang telah kehilangan jejak mereka.

Baca juga: Nadine Kenakan Gaun Pengantin Berusia 37 Tahun Milik Ibunya, Ini Cara Merawat Gaun Pengantin Agar Tetap Awet

Kaisar turun tangan

Seluruh kabar angin mengenai kelanjutan hidup keluarga tsar – yang meskipun hanya sebentar - hanya berlaku bagi permaisuri dan putri-putrinya. Tidak ada yang meragukan kematian Nicolas dan anak laki-lakinya yang dibunuh pada tanggal 16 Juli di gudang rumah Ipaticv atau di hutan dekat Ekaterinburg.

Mengapa  kaum bolsyevik membiarkan wanita-wanita anggota dinasti itu hidup: Karena mereka akan digunakan sebagai sandera untuk perundingan dengan negara lain.

Seluruh kepala pemerintahan di Eropa tertarik pada nasib tsar yang digulingkan. Sejak awal revolusi Rusia, raja Inggris telah menawarkan tempat perlindungan bagi keluarga Romanov.

George V ialah sepupu Nicolas (ibu mereka putri-putri kerajaan Denmark, kakak beradik) dan juga tsaritsa Alexandra, lahir sebagai putri dari Hesse dan ia cucu Ratu Victoria.

Baca juga: (Foto) Termasuk Hemingway, Ternyata Anak Laki-laki Zaman Victoria Didandani Layaknya Perempuan

Tetapi pemerintah Inggris, untuk alasan politik dalam negeri, tidak bisa menerima bekas penguasa  Rusia itu menetap di Inggris (Partai Buruh menentang rencana itu) dan raja menarik kembali undangannya.