Advertorial
Intisari-Online.com- Pada Era Perang Dingin, baik Amerika atau pun Soviet saling berusaha mengalahkan satu sama lain dalam berbagai hal.
Salah satu yang paling populer di antaranya adalah perihal capaian ke luar angkasa.
Hal itu kemudian menghasilkan banyak kesuksesan misi mendaratkan manusia di bulan.
Bahkan bagi kedua belah pihak, adalah penting untuk mengeksplorasi berbagai cara untuk memenangkan Perang Dingin, termasuk telepati.
Baca Juga:Menurut Tokoh Lebanon Ini, Solusi Bagi Israel adalah Lenyap dari Muka Bumi
Baik Amerika atau Soviet berlomba satu sama lain untuk menjadi yang pertama yang mengetahui cara memanfaatkan pikiran manusia.
Yakni dengan mengeksplorasi kemampuan potensial individu tentang telepati dan psikokinesis.
Sejauh ini, memang belum ada bukti bahwa manusia dapat dilatih untuk membaca pikiran orang lain atau memindahkan objek tanpa menyentuhnya.
Namun di antara dua pihak itu, nampaknya Soviet memiliki penelitian lebih unggul mengenai hal ini.
Baca Juga:Bus Malam Lebih Mewah dari Pesawat, Kemewahan Kabinnya Bikin Takjub!
Di tengah Perang Dingin, Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA) ingin mengevaluasi dan membandingkan pencapaian yang dicapai oleh Amerika Serikat dan Soviet.
Jadi, mereka memberi RAND Corporation wewenang untuk melakukan studi tentang itu, yang hasilnya diterbitkan pada awal tahun 1970-an.
Dari situ dapat diketahui bahwa Soviet mempertimbangkan untuk menggunakan telepati sebagai sarana berkomunikasi dengan kapal selam tanpa bantuan peralatan elektronik.
Lebih jauh, mereka juga mengeksplorasi kemungkinan melatih kosmonot mereka untuk memanfaatkan kekuatan prakognitif guna memprediksi kemungkinan potensi kecelakaan di luar angkasa.
Tak hanya itu, Soviet juga tertarik menggunakan citra mental atau psikokinesis untuk memindahkan objek.
Hal itu diharapkan dapat membantu dalam mengganggu sistem penuntun rudal balistik antarbenua.
Untuk metode telepati ini diketahui dillakukan pada Maret 1967, ketika sebuah pesan telepati berkode dilepaskan dari Moskow ke Leningrad.
Bahkan pada Februari 1971, selama penerbangan Apollo 14 ke bulan.
Baca Juga:Klaim Miliki Nuklir Ternyata Militer Cina Lemah, Ini Dia 5 Alasannya
Astronot Edgar Mitchell membuat 150 upaya terpisah untuk memproyeksikan pikirannya dari dalam kapsul ruang angkasa kepada seorang individu di bumi.
Pada tahun 1967, Soviet Maritime News melaporkan bahwa kosmonot ketika berada di orbit, tampaknya dapat berkomunikasi secara telepati dengan lebih mudah satu sama lain daripada di Bumi.
Bahkan Soviet memiliki ilmuwan terorganisir yang terdiri dari para ahli fisiologi, fisikawan, psikolog, matematikawan, cyberneticians, ahli saraf, dan insinyur elektronik.
Semuanya bekerja untuk menyelidiki telepati, mencari tahu cara kerjanya , dan menyusun sarana penerapan praktisnya.
Baca Juga:Canggih! Israel Telah Kembangkan Peluru Super yang Mampu Tembus Baja