Find Us On Social Media :

Catat Peristiwa-peristiwa Langit Sepanjang 2017 Ini

By Hery Prasetyo, Rabu, 11 Januari 2017 | 11:00 WIB

Gerhana Matahari Total akan kembali terjadi pada 2017, tapi terlihat di Amerika.

Intisari-Online.com - Banyak sekali peristiwa-peristiwa langit sepanjang 2017 yang akan sangat mengagumkan, bahkan sangat bersejarah. Sebut saja hujan meteor sampai gerhana Matahari total.

Berikut peristiwa-peristiwa langit sepanjang 2017.

Musim gerhana 2017 akan dimulai dengan Gerhana Bulan Penumbra dan Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada tanggal 11 dan 26 Februari 2017. Tahun ini, musim gerhana hanya diisi oleh 4 gerhana yang terdiri dari 2 gerhana Matahari dan 2 gerhana Bulan.

Musim kedua gerhana di tahun 2017 akan terjadi bulan Agustus 2017 pada tanggal 7 dan 21 Agustus 2017. Pada tanggal 7 Agustus 2017, masyarakat Indonesia berkesempatan menikmati gerhana bulan sebagian dan pada tanggal 21 Agustus 2017 giliran masyarakat Amerika Serikat yang bisa menikmati gerhana Matahari total.

11 Februari – Gerhana Bulan Penumbra

GBP 11 Februari jadi pembukan untuk musim gerhana 2017. Berbeda dari gerhana bulan total maupun gerhana bulan sebagian, Bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Saat gerhana bulan penumbra, Bulan hanya tampak berubah sedikit gelap, atau berkurang kecemerlangannya.

Sebagian masyarakat Indonesia bisa mengamati gerhana ini, terutama di Sumatera, sebagian Jawa, dan sebagian kecil Kalimantan.

26 Februari – Gerhana Matahari Cincin Cincin api Matahari akan menghiasi langit dan membuat takjub semua orang yang melihatnya. Proses terjadinya gerhana matahari cincin sama saja dengan gerhana matahari total. Bedanya, Bulan sedang berada pada posisi yang jauh dari Bumi maka tidak seluruh piringan Bulan menutupi piringan Matahari.

Gerhana Matahari Cincin ini akan melintasi Amerika Selatan, Samudera Atlantik, Afrika dan Antartika. Jejak cincinnya bisa dinikmati dari area Samudera Pasifik, Chile, Argentina, Samudera Atlantik dan Afrika. .

7 Agustus – Gerhana Bulan Sebagian Saat Gerhana Bulan Sebagian, sebagian piringan Bulan akan berada dalam umbra Bumi dan sebagian lagi berada di area penumbra. Bagian Bulan yang berada di umbra Bumi, tidak akan dapat menerima cahaya Matahari sedangkan sebagian lainnya di penumbra masih bisa menerima sebagian cahaya Matahari. Seluruh masyarakat Indonesia bisa melihat semua proses gerhana.

21 Agustus — Gerhana Matahari Total

Tahun 2017, gerhana Matahari total jatuh pada 21 Agustus. Hanya saja, bukan melewati Indonesia. Gerhana Matahari Total 2017 akan melintasi seluruh wilayah Amerika Serikat dan sebagian wilayah Amerika Selatan. Jalur totalitas gerhana akan melintas dari Pasifik Utara, Amerika Serikat dan Atlantik Selatan.

2 Maret — Konjungsi Neptunus

Neptunus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi dan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari akan berada di antara Neptunus dan Bumi.

8 April – Oposisi Jupiter

Planet terbesar di Tata Surya akan berada pada posisi terdekat dengan Bumi dan tampak sangat terang di langit malam.

14 April — Konjungsi Uranus Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini.

15 Juni – Oposisi Saturnus Planet yang cincinnya tampak indah itu akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi. Ini akan dapat dinikmati kehadirannya sepanjang malam. Gunakan teleskop dan kameramu untuk memotret planet cincin ini.

27 Juli — Konjungsi Mars Mars akan berada pada titik terjauhnya dari Bumi.

5 September – Oposisi Neptunus Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 5 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi.

20 Oktober – Oposisi Uranus Setelah Mars, Jupiter, Saturnus dan Neptunus berada pada posisi terdekatnya dari Bumi, kini giliran Uranus.

27 Oktober — Konjungsi Mars

Mars berada pada titik terjauh dari Bumi.

22 Desember — Konjungsi Saturnus Saturnus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi.

20 Maret – Ekuinoks Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Vernal Ekuinoks akan terjadi pukul: 17:29 WIB

21 Juni – Solstice (Summer Solstice – Belahan Utara;Winter Solstice – Belahan Selatan) Titik balik musim panas bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim dingin bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan.

23 September – Ekuinoks Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam.

21 Desember – Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara;Summer Solstice – Belahan Selatan) Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi penduduk di Bumi Belahan Selatan.

4 Januari – Hujan Meteor Quadrantid Tahun 2017 akan diawali oleh pertunjukkan hujan meteor Quadrantid di langit dari tanggal 28 Desember – 12 Januari. Puncak hujan meteor Quadrantid berlangsung tanggal 3 Januari 2017 pukul 22:00 WIB.

22 April – Hujan Meteor Lyrid Hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1 akan mencapai puncak tanggal 22 April.

6 Mei – Hujan Meteor Eta Aquariid Dimulai tanggal 19 Maret – 28 April, hujan meteor Eta Aquariid akan mencapai puncak tanggal 6 April pukul 03.00 dini hari.

30 Juli – Alpha Capricornid Hujan meteor alpha capricornid berlangsung dari 3 Juli sampai 15 Agustus dan akan tampak datang dari arah rasi Capricorn. Puncak hujan meteor Capricornid akan terjadi tanggal 29 – 30 Juli dengan 5 meteor per jam.

30 Juli – Hujan Meteor Delta Aquariid Selatan

Hujan meteor Delta Aquariid dimulai tanggal 12 Juli — 23 Agustus dan mencapai puncak dengan lintasan 16 meteor per jam pada tanggal 30 Juli. Hujan meteor yang akan tampak dari rasi Aquarius ini berasal dari sisa debu komet Marsden and Kracht.

12 Agustus – Hujan Meteor Perseid Dimulai tanggal 17 Juli – 24 Agustus, hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 12 Agustus. Di malam puncak diperkirakan 100 —150 meteor akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus.

Rasi Perseus baru akan terbit setelah lewat tengah malam yakni pukul 01:00 WIB. Bulan cembung masih cukup terang di langit malam. Bulan terbit pukul 21:42 dan akan jadi sumber polusi cahaya alami bagi pengamat, meskipun tidak seterang Bulan Purnama.

10 Oktober – Hujan Meteor Taurid Selatan Hujan meteor Taurid berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke, berlangsung sejak 10 September – 20 November dan tidak pernah menghasilkan lebih dari 5 meteor per jam.

21 Oktober – Hujan Meteor Orionid Hujan meteor Orionid yang berasal dari sisa debu komet Halley akan menyambangi kita di bulan Oktober. Tepatnya dari 2 Oktober sampai 7 November.

12 November – Hujan Meteor Taurid Utara Hujan meteor Taurid Utara juga tampak datang dari rasi Taurus dan dimulai dari tanggal 20 Oktober – 10 Desember dengan puncak pada tanggal 12 November.

17 November – Hujan Meteor Leonid Dulu hujan meteor Leonid pernah tampak luar biasa dengan badai meteornya, akan tetapi untuk saat ini hujan meteor Leonid hanya menyisakan 15 meteor per jam saat puncak.

14 Desember – Hujan Meteor Geminid Di penghujung tahun 2017, hujan meteor Geminid kembali menjadi tontonan menarik dengan 120 meteor per jam saat puncak. Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 4 — 17 Desember dan puncaknya akan terjadi tanggal 14 Desember. (NGI)