Intisari-Online.com -Tak hanya di Indonesia, Gerhana Matahari Total juga pernah menghadirkan cerita tersendiri di China dan India. Jika di China ada astronom yang mati digantung gara-gara lupa memberitahukan waktu gerhana, maka masyarakat di India punya cara khusus untuk menyaksikan kejadian langka itu.
Cerita dimulai dari China.
Dua astronom China, Hsi dan Ho, 2173 tahun sebelum Masehi mati karena suatu gerhana matahari. Bukan karena dikutuk alam, tetapi karena digantung. Waktu itu mereka demikian mabuk sehingga lupa memberi tahu kaisar bahwa akan ada gerhana matahari. Karena itu kaisar juga tidak bisa memberitahu rakyatnya.
Sementara cerita gerhana di India terjadi pada 1980.
Waktu itu, pemeberitahuan bahwa tanggal 16 Februari 1980 ada gerhana matahari total, sempat membuat India kalang kabut. Berminggu-minggu sebelumnya orang hanya membicarakan hal itu. Banyak negara bagian meliburkan semua pegawai negeri dan anak sekolah.(Baca juga: Inilah dampak Gerhana Matahari Total terhadap Bumi)
Para pilot dari Indian Airlines minta penerbangan pada waktu itu dihentikan, karena orang harus melihat matahari kalau terbang, dan ini bisa merusak mata.
Pemerintah merasa perlu untuk mengadakan kampanye, terutama agar orang jangan memandang ke matahari dengan mata telanjang. Menurut para ahli, memandang beberapa detik saja bisa membahayakan mata.(Baca juga: Maluku Utara daerah dengan durasi GMT terlama di dunia)
Payahnya 4/5 penduduk India tinggal di pedalaman dan banyak yang buta huruf. Lalu bagaimana bisa menyampaikan informasi itu? Karena itu mereka mengambil keputusan untuk memutar film populer lewat televisi, agar orang tinggal di dalam.
Salah satu cara yang dikemukakan untuk melihat gerhana matahari dengan aman ialah dengan melihatnya lewat film hitam putih yang sudah dicuci dan dilipat dobel. Namun ada satu cara khas India. Larutkanlah pupuk sapi dalam ember lebar. Nanti orang akan bisa melihat gerhana matahari di dasarnya.(Intisari, 1980)