Find Us On Social Media :

Bertemu Barakuda di Tulamben

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 10 Januari 2017 | 20:00 WIB

Tulamben

Setelah badan terendam air laut sebatas dada, kami pun mulai memasang kacamata masker dan mengenakan regulator di mulut untuk bernapas. Karena penyelaman dimulai dari pantai, sebelum masuk ke perairan penyelam belum diperkenankan memakai fins (kaki katak). Hal ini dilakukan agar tidak menyulitkan langkah penyelam ketika berjalan menuju pantai. Setelah penyelam masuk ke dalam air, barulah fins digunakan (biasanya penyelam dibantu oleh buddy-nya) dan penyelam melangkah mundur untuk mencapai perairan yang lebih dalam. Penyelaman pun dimulai.

Batu-batu kerikil besar dan pasir di dasar pantai perlahan ditinggalkan. Pemandangan bawah laut berganti dengan terumbu karang dan berbagai jenis ikan laut yang cantik. Air laut yang sedikit keruh oleh pasir pantai, mulai hilang. Jarak pandangnya sekitar 10 - 15 m. Namun, dalam penyelaman ini ada beberapa orang yang terpencar. Inilah yang memaksa penyelaman terhenti sejenak karena kedua pemandu kami harus mengumpulkan kami kembali. Setelah tertahan beberapa menit akhirnya rombongan bisa berkumpul kembali dan melanjutkan penyelaman menuju titik sasaran. Penyelaman dilakukan tanpa masuk ke dalam bangkai kapal. Jadi kami hanya mengitari bangkai kapal dari arah haluan.

Rongsokan kapal USAT Liberty tersebut memiliki panjang 120 m dan lebar 16 m. Dia berada 30 m dari garis pantai Tulamben pada kedalaman 10 - 30 m. Kapal dalam keadaan terbelah dua. Posisinya paralel terhadap pantai dan berada di atas dasar laut berpasir hitam yang landai dengan sudut kemiringan 90° terhadap dasar laut. Haluannya berada di utara. Bagian deknya menghadap ke laut lepas. Ahli biologi kelautan memperkirakan bangkai kapal ini dihuni oleh 400 jenis ikan.

Kapal yang terbelah itu tampak sudah hancur. Lambung kapal sudah ditumbuhi karang. Bagian kapal berupa senjata dan jangkar, serta perlengkapannya macam toilet dan ketel bisa dilihat di onggokan kapal ini. Berbagai jenis ikan laut juga sudah menjadikan bangkai kapal itu sebagai tempat tinggal mereka. Tampak di sana ada kuda laut, lintah iaut yang berwarna-warni, nudibranch. Karangnya juga warna-warni, ada softcoral, ada juga hardcoral.