Find Us On Social Media :

Masyarakat Masih Kurang Sadar Akan Pentingnya Waktu Tidur

By Tika Anggreni Purba, Kamis, 24 November 2016 | 21:00 WIB

Begadang bisa merusak hati. (Foto: Paramex)

Intisari-online—Sayang sekali, masyarakat kita masih kurang sadar akan pentingnya waktu tidur. Mungkin ini dipengaruhi oleh pemikiran zaman dulu, yang mengira bahwa tidak akan ada masalah yang timbul saat tidur. Padahal berbagai kemungkinan dapat terjadi saat tidur.

Tidur bukanlah proses yang pasif sebenarnya, namun aktif. Saat tidur, tubuh memproduksi hormon yang mendukung pertumbuhan. Selain itu juga melalui tidur proses pembentukan sel-sel baru terjadi. Ditambah lagi fungsi imunitas juga diperbaiki pada saat seseorang tidur.

Jika Anda termasuk orang-orang yang sering mengorupsi waktu tidur, maka sudah waktunya untuk memperbaiki pola tidur. Tidur dengan durasi yang cukup dan dengan kualitas yang cukup pula. Kadang-kadang kita memang agak kompromi dengan mengizinkan pekerjaan dan ponsel mengusik waktu tidur kita. Tanpa sadar, bahwa hal itu yang bikin kita rugi.

Kalau begini memang sudah tergantung keputusan pribadi. Kalau mau sehat, mesti sediakan waktu untuk tidur. Kuncinya disiplin diri. Jangan mementingkan kepentingan lain yang bisa mengganggu kuantitas dan kualitas tidur.

Betul, hal ini sulit dilakukan oleh orang yang bekerja dengan sistem shift. Bekerja pada malam hari dan tidur siang harinya. “Umumnya, tidur pengganti di siang hari itu juga tidak cukup,” kata dr. Rimawati Tedjasukmana, SPS, RPSGT, dari RS Medistra, Jakarta.

Karena jam biologis tubuh secara natural mengikuti matahari terbit dan terbenam.  Kalaupun bisa, biasanya tidur tersebut juga banyak gangguan, seperti lingkungan yang ribut misalnya. Memang waktu yang paling pas itu tetap pada malam hari. Jadi, untuk orang yang bekerja dengan sistem begitu harus memastikan mendapatkan tidur yang cukup kalau mau tetap sehat.

baca juga: Ingin Tidur Berkualitas? Hindari Memeriksa Ponsel Sebelum Tidur

Akibat dari kurang tidur tidak selepe, lo. Sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Bayangkan saja, 1/3 hidup manusia itu memang diisi dengan tidur. Artinya kebutuhan ini mesti dipenuhi. Apalagi untuk orang yang sudah mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea dan imsomnia, mesti lebih keras mendisiplinkan diri.

Sebenarnya, kata Rimawati, tidak ada aturan kaku untuk durasi tidur. Namun yang paling sehat untuk orang dewasa adalah tujuh jam. Tapi ini tidak bisa dirujuk pada semua orang. Sehingga diperlukan pengenalan terhadap pola tidur sendiri. Ada orang yang merasa cukup tidur dan penuh energi keesokan harinya jika tidur selama 10 jam. Ada pula yang merasa cukup 5-6 jam saja tapi tidak merasa aktivitasnya terganggu.

Kualitas tidur yang buruk bisa dikenali dari aktivitas sehari-hari. Misalnya, ia cenderung mudah marah. Sebab kurang tidur ternyata sangat mempengaruhi mood. “Kurang tidur juga bisa membuat seseorang berkurang fleksibilitasnya. Ia jadi gampang tersinggung dan kurang bijak dalam mengambil keputusan,” kata Rimawati lagi. Tubuh juga terasa sangat lelah ketika bangun tidur, bahkan pegal-pegal.”

Tapi, tetap saja, menurut Rimawati, tidur kurang dari empat jam sehari sangat tidak disarankan. Walau seseorang itu merasa baik-baik saja dengan itu, tidur tetaplah kebutuhan yang tidak boleh disepelekan.

baca juga: Kurang Tidur dan Terlalu Sibuk dengan Gadget Bisa Bikin Kita Jadi Pelupa