Find Us On Social Media :

Jadi Orangtua Siaga Mesti Paham 6 Jenis Bullying Yang Bisa Saja Terjadi Pada Anak

By Tika Anggreni Purba, Kamis, 10 November 2016 | 09:30 WIB

Perundungan dunia maya sering terjadi namun sulit diindentifikasi orangtua.

Intisari-online.com—Ketika kita ditanyakan mengenai arti perundungan alias bullying pada anak-anak, kita cenderung membayangkan mengenai anak lain yang merebut mainan anak kita, saling memukul, atau kekerasan lainnya. Namun, bullying secara fisik bukan satu-satunya yang bisa saja terjadi pada anak-anak. Setidaknya ada enam jenis yang mesti kita pahami dan kenali:

1. Physical Bullying / Perundungan Fisik

Perundungan jenis ini merupakan yang paling nyata. Tandanya terlihat ketika anak-anak menggunakan kekerasan fisik untuk menunjukkan kekuatan dirinya untuk menguasai dan mengontrol korban.

Contohnya adalah anak yang menendang, memukul, meninju, menampar, dan serangan fisik lainnya. Jenis perundungan ini paling mudah untuk diidentifikasi. Sebab ada bukti fisik terlihat.

2. Verbal Bullying/ Perundungan Bahasa

Caranya adalah dengan menggunakan perkataan, pernyataan, dan memberikan nama panggilan pada korban. Bullying secara verbal ini dilakukan dengan mengata-ngatai anak yang menjadi target tanpa belas kasihan. Ia akan menyakiti perasaan si korban berulang kali.

Target perundungan verbal biasanya berdasar pada penampilan, perilaku, atau kebiasaan anak itu. Anak-anak berkebutuhan khusus sering mengalami hal ini. Perundungan verbal ini agak sulit diidentifikasi karena serangan perundungan biasanya terjadi saat orang dewasa tidak ada di sekitar mereka.

Sekalipun orang dewasa mengetahuinya, ia lebih cenderung mengajari si anak yang menjadi korban untuk mengabaikan ejekan itu. Namun, rupanya hal ini tidak sesederhana itu. Anak-anak korban perundungan verbal biasanya memiliki luka emosional dalam dirinya.

3. Relational Aggression/ Perilaku agresi terhadap relasi

Perilaku agresi terhadap relasi merupakan jenis perundungan yang sering tidak disadari guru dan orangtua. Hal ini cenderung mengacu pada perundungan emosi. DI mana pelaku bullying akan memanipulasi situasi sosial korbannya. Misalnya, mengucilkan si anak itu dari antara teman-temannya.

Mungkin juga si anak digosipkan atau dibuat rumor yang membuatnya dipandang negatif oleh teman-temannya yang lain. Biasanya si korban menjadi kurang percaya diri dan tidak teguh konsep dirinya.

Umumnya yang menjadi korban atau pelaku perundungan jenis ini kebanyakan perempuan ketimbang laki-laki. Khususnya di kelas lima hingga kelas delapan. Anak yang terjebak dalam hal ini sering dijadikan musuh bersama walau ia tidak melakukan apa-apa. Ia sering diejek, dihina, ditolak, dan diintimidasi.

Klik halaman "2" untuk jenis-jenis bullying lainnya.