Find Us On Social Media :

Tidak Sembarangan, Ada Alasan di Balik Motif Loreng Seragam Tentara di Seluruh Dunia

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 15 Mei 2018 | 12:15 WIB

Warna-warna dari motif loreng itu pun disesuaikan dengan medan di masing-masing wilayah negara.

Menurut laporan dari sebuah tes yang dilakukan oleh Angkatan Darat AS, dibutuhkan rata-rata 30 detik bagi manusia untuk mengidentifikasi objek yang berkamuflase atau disamarkan.

Indonesia sendiri memilih pola M81 Woodland, yang sudah populer dari tahun 1981.

Sementara tentara di Timur Tengah yang memilih motif loreng kombinasi warna coklat muda.

Pada tahun 2009, Vectorworldmap.com membuat sebuah peta yang menampilkan setiap negara yang tercakup dalam pola kamuflase yang sama dengan angkatan bersenjatanya.

Peta itu juga memberi gambaran tentang jenis-jenis lingkungan di mana negara-negara berbeda berharap untuk berperang.

Negara-negara gurun seperti Mesir dan Arab Saudi memakai baju cokelat dan abu-abu. Sementara negara-negara hutan sub-Sahara yang subur memiliki warna hijau tua.

Pasukan tentara dunia mulai mengadopsi kamuflase pada abad ke-19, sementara AS mulai mengikutinya pada awal 20.

Sebagaimana diwartakan pada Business Insider, Julian Farrance, dari National Army Museum di London, mengatakan bahwa penerapan kamuflase itu didorong oleh pengembangan amunisi tanpa asap.

Baca Juga: Bom, Fanatisme, dan Berubah-ubahnya Wajah Terorisme Sepanjang Sejarah

Yang membuat tentara akan lebih mudah untuk terlihat dan terekspos dibandingkan dengan senjata api sebelumnya.

Pada saat yang sama, kemampuan menembak tanpa membuka lokasi seseorang membuatnya lebih mungkin bagi tentara untuk bersembunyi di medan perang.