Situasi politik yang tidak stabil. G30S telah menciptakan ketegangan politik yang tinggi. Soekarno membutuhkan sosok yang dapat meredam gejolak dan menjaga persatuan bangsa.
Soeharto dianggap mampu menjalankan peran tersebut.
Pengangkatan Soeharto menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia. Ia segera mengambil langkah-langkah tegas untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
Soeharto membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organisasi-organisasi affiliated, serta melakukan penangkapan terhadap mereka yang diduga terlibat dalam G30S.
Tindakan Soeharto menuai dukungan dari sebagian besar masyarakat yang marah dan kecewa atas tragedi G30S.
Namun, di sisi lain, tindakannya juga menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Ada yang menilai tindakan Soeharto terlalu keras dan melanggar hak asasi manusia.
Terlepas dari kontroversi tersebut, Soeharto berhasil menstabilkan situasi politik dan keamanan. Ia kemudian memainkan peran penting dalam transisi kepemimpinan dari Soekarno ke dirinya sendiri.
Pada tahun 1967, Soeharto resmi menjadi Presiden Republik Indonesia, menandai dimulainya era Orde Baru.
Penunjukan Soeharto sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat adalah momen krusial yang mengubah jalannya sejarah Indonesia.
Keputusan Soekarno di tengah krisis telah melahirkan seorang pemimpin baru yang akan memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Warisan Soeharto, baik yang positif maupun negatif, masih terus diperdebatkan hingga saat ini.
Namun, satu hal yang pasti: Soeharto telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah bangsa Indonesia.
Sumber:
Crouch, Harold. (2007). The Army and Politics in Indonesia. Equinox Publishing.
Elson, R. E. (2001). Suharto: A Political Biography. Cambridge University Press.
Hughes, John. (2002). The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild. Archipelago Press.
Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c. 1300. Palgrave Macmillan.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---