Jejak-jejak sejarah pengasingan ini masih dapat ditemukan di Sri Lanka. Beberapa makam orang-orang pribumi, termasuk makam Sultan Ageng Tirtayasa, masih terawat di Colombo, ibu kota Sri Lanka.
Makam-makam ini menjadi saksi bisu atas kekejaman VOC dan perjuangan orang-orang pribumi untuk mempertahankan tanah air dan martabat mereka.
Refleksi dan Pembelajaran
Kisah pengasingan orang-orang pribumi ke Ceylon mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai kemerdekaan dan keadilan.
Kita harus belajar dari sejarah kelam ini agar tidak terulang kembali di masa depan. Kita juga harus menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, termasuk mereka yang diasingkan ke Ceylon.
Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sejarah kelam pengasingan orang-orang pribumi ke Ceylon.
Mari kita jaga ingatan akan sejarah ini dan terus berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, adil, dan bermartabat.
Sumber:
Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi.
Vlekke, B.H.M. (1943). Nusantara: A History of the East Indian Archipelago. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Sejarah Nasional Indonesia. (2010). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Poesponegoro, M.D., & Notosusanto, N. (Eds.). (1990). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
*