Find Us On Social Media :

Hari-hari Mendebarkan Sekitar Hari Pahlawan 10 November 1945 di Surabaya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 8 Oktober 2024 | 09:11 WIB

Puncak Pertempuran Surabaya memang terjadi pada 10 November 1945 (nama lain: Pertempuran 10 November 1945). Tapi percik-perciknya sudah muncul sejak pertengahan September.

Radio Pemberontakan terus mengumandang menambah semangat juang rakyat. Di beberapa tempat ulama dan pemuka agama menyelenggarakan upacara-upacara sakral guna memberi dorongan mental.

Jam 9.00 rakyat tetap tenang menunggu perintah menyerang, tapi Inggris di beberapa tempat sudah mulai menembak.

Jam 9.30 Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan memberi komando pada rakyat mulai memberi perlawanan terhadap serangan Inggris.

Sejak saat itu, Bung Tomo beserta pembesar Republik Indonesia di Surabaya terus memberi semangat juang pada rakyat dan pemuda lewat Radio Pemberontakan.

Di London pertempuran itu sendiri dianggap enteng, bahkan mereka menganggap pemuda-pemuda kita sebagai "tentara gerilya kelas tiga! Malah lebih rendah dari itu!"

Tapi setelah seminggu Inggris belum berhasil menundukkan, anggapan surat-surat kabar di London berubah.

Mereka hanya memberitakan "... setelah seminggu bertempur belum ada tanda-tanda melemahnya perlawanan rakyat Indonesia. Pasukan Inggris menghadapi perlawanan yang lebih teratur. Gerakan taktis serta disiplin menembak pihak Indonesia makin baik...".

Rakyat Indonesia hanya dapat diusir dari Surabaya setelah bertempur mati-matian selama 21 hari. Pihak Inggris sesuai dengan arsipnya di London menemukan korban rakyat Indonesia 6.315 orang. Korban di pihak Inggris tidak ringan dengan bukti mereka menamakan kota Surabaya sebagai “inferno” atau “neraka”.

Begitulah hari-hari menegangkan di sekitar Pertempuran Surabaya atau Pertempuran 10 November 1945.