Find Us On Social Media :

Tujuan Latihan Kemiliteran Kader-Kader PKI di Daerah Lubang Buaya

By Afif Khoirul M, Senin, 30 September 2024 | 14:20 WIB

Penemuan lokasi pahlawan revolusi dikuburkan di Lubang Buaya oleh Gerakan 30 September berkat pengakuan seorang anggota polisi yang sempat ikut diculik.

Sejarah mencatat, latihan ini adalah bagian dari rencana besar PKI untuk melakukan perebutan kekuasaan yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965.

Mimpi Revolusi yang Berujung Tragedi

PKI, partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan Tiongkok, telah lama menjadi kekuatan politik yang berpengaruh di Indonesia.

Di bawah kepemimpinan D.N. Aidit, PKI berhasil meraih dukungan massa yang besar, terutama dari kalangan petani dan buruh.

Mereka mendambakan sebuah masyarakat sosialis yang adil dan makmur, di mana setiap orang memiliki hak yang sama.

Namun, jalan menuju revolusi tidaklah mudah. PKI menghadapi tantangan besar dari kelompok-kelompok anti-komunis, terutama dari kalangan militer dan agama.

Ketegangan politik semakin memuncak, konflik ideologis tak terhindarkan. Di tengah situasi yang genting ini, PKI merasa perlu untuk memperkuat diri, mempersiapkan kader-kadernya untuk menghadapi segala kemungkinan.

Latihan kemiliteran di Lubang Buaya adalah manifestasi dari tekad PKI untuk merebut kekuasaan. Mereka percaya bahwa kekuatan senjata adalah kunci untuk mencapai cita-cita revolusi.

Dengan memiliki pasukan tempur yang terlatih, PKI merasa siap untuk menghadapi perlawanan dari lawan-lawan politiknya.

Puncak dari rencana PKI adalah penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal Angkatan Darat yang dianggap sebagai penghalang utama bagi revolusi.

Lubang Buaya, yang semula menjadi tempat latihan, berubah menjadi panggung tragedi kemanusiaan yang mengerikan.

Para jenderal yang diculik disiksa dan dibunuh dengan keji, jasad mereka dibuang ke dalam sebuah sumur tua.