Find Us On Social Media :

Alasan Presiden Soekarno Menolak Membubarkan PKI

By Afif Khoirul M, Kamis, 19 September 2024 | 11:30 WIB

DN Aidit (kanan) berbincang dengan Presiden Soekarno. Artikel ini mengulas sejarah peristiwa G30S PKI lengkap, dari penculikan jenderal hingga serangan berdarah yang mengguncang Indonesia.

Pembubaran PKI, dalam konteks ini, akan menciptakan kekosongan politik yang berpotensi memicu instabilitas.

Soekarno khawatir bahwa kelompok-kelompok lain akan berebut mengisi kekosongan tersebut, memicu konflik horizontal yang berkepanjangan. Selain itu, pembubaran PKI juga berisiko menimbulkan gejolak sosial, mengingat partai ini memiliki jutaan pendukung yang militan.

Trauma Pemberontakan PRRI/Permesta

Pengalaman pahit pemberontakan PRRI/Permesta pada akhir 1950-an masih membekas dalam ingatan Soekarno. Pemberontakan tersebut, yang dipicu oleh ketidakpuasan sejumlah tokoh daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat, nyaris memecah belah Indonesia.

Soekarno khawatir bahwa pembubaran PKI akan memicu reaksi serupa dari para pendukung partai tersebut.

Apalagi, PKI memiliki jaringan yang luas dan militan di berbagai daerah. Pembubaran partai ini berpotensi memicu pemberontakan berskala besar yang mengancam keutuhan NKRI.

Keyakinan akan Revolusi yang Belum Selesai

Soekarno adalah seorang revolusioner sejati. Baginya, kemerdekaan Indonesia hanyalah langkah awal dalam perjuangan panjang menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Soekarno percaya bahwa revolusi belum selesai, dan PKI, sebagai partai yang mengusung agenda perubahan sosial radikal, memiliki peran penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut.

Pembubaran PKI, dalam pandangan Soekarno, akan menghambat laju revolusi. Ia khawatir bahwa tanpa PKI, semangat perubahan akan padam, dan Indonesia akan terjebak dalam stagnasi.

Soekarno berpendapat bahwa PKI, dengan segala kekurangannya, tetap merupakan kekuatan progresif yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Ketidakpercayaan terhadap Militer