Find Us On Social Media :

Kebijakan VOC Menebang Kelebihan Jumlah Tanaman agar Produksinya Tidak Berlebihan Sehingga Harga Tetap Dapat Dipertahankan Lazim

By Afif Khoirul M, Rabu, 18 September 2024 | 12:15 WIB

VOC membangun kantornya di Nusantara.

VOC membantai ribuan rakyat Maluku, termasuk wanita dan anak-anak. VOC juga menghancurkan kampung-kampung, benteng-benteng, dan tempat-tempat ibadah rakyat Maluku. VOC juga mengasingkan atau menghukum mati para pemimpin pemberontakan.

Salah satu bentuk perlawanan diam-diam adalah penyelundupan. Rakyat Maluku tetap menanam rempah-rempah secara sembunyi-sembunyi dan menjualnya kepada pihak lain selain VOC, seperti pedagang Cina, Arab, atau Portugis.

Rakyat Maluku juga menyelundupkan rempah-rempah ke luar Maluku dengan cara menyembunyikannya di dalam barang-barang lain, seperti ikan, kelapa, atau kayu.

Penyelundupan ini dilakukan oleh rakyat Maluku dengan risiko yang sangat tinggi. Jika mereka tertangkap oleh VOC, mereka akan dihukum berat. Namun, mereka tetap melakukannya karena mereka membutuhkan uang untuk bertahan hidup dan mereka tidak mau tunduk pada monopoli VOC.

Akhir dari Monopoli VOC: Sebuah Era Baru bagi Nusantara

Kebijakan ekstirpasi dan monopoli VOC akhirnya berakhir pada akhir abad ke-18. VOC mengalami kebangkrutan akibat korupsi, inefisiensi, dan persaingan dari kongsi dagang lain, seperti Inggris dan Perancis.

VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1799 dan semua aset dan utang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Pemerintah Belanda kemudian menerapkan kebijakan baru di Hindia Timur yang lebih liberal dan terbuka. Pemerintah Belanda menghapus sistem tanam paksa dan monopoli perdagangan. Pemerintah Belanda juga memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menanam dan menjual tanaman apa saja yang mereka inginkan.

Kebijakan baru ini memberikan dampak positif bagi rakyat Nusantara. Rakyat Nusantara bisa meningkatkan produksi pertanian mereka dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Rakyat Nusantara juga bisa mengembangkan perdagangan mereka dengan pihak lain selain Belanda.

Namun, kebijakan baru ini tidak berarti bahwa penjajahan Belanda berakhir. Pemerintah Belanda tetap menguasai Hindia Timur dan melakukan berbagai bentuk eksploitasi terhadap rakyat Nusantara.

Pemerintah Belanda juga melakukan berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap rakyat Nusantara.

Rakyat Nusantara terus berjuang untuk meraih kemerdekaan mereka dari Belanda hingga akhirnya berhasil pada tahun 1945. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perjuangan panjang dan berdarah rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Kemerdekaan Indonesia juga adalah hasil dari semangat perlawanan rakyat Maluku melawan kebijakan ekstirpasi dan monopoli VOC.

Kisah tentang kebijakan ekstirpasi dan monopoli VOC adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Kisah ini menunjukkan betapa buruknya dampak dari keserakahan dan eksploitasi terhadap manusia dan alam. Kisah ini juga menunjukkan betapa pentingnya menghargai hak asasi manusia.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---