Find Us On Social Media :

Raja Jawa yang Ini Disebut-sebut sebagai Pencipta Sosok Nyai Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 24 Agustus 2024 | 10:41 WIB

Makam Panembahan Senopati. Tentu Raja Jawa yang satu ini berbeda dengan Raja Jawa yang disebut Bahlil Lahadalia, Ketum Golkar yang baru. Raja Jawa ini disebut-sebut sebagai pencipta sosok Nyai Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan.

Ambil contoh, Sri Paku Buwono XII dari keraton Solo, di penghujung tahun 1985 melakukan labuhan guna keselamatan rakyat dan keraton setelah mengalami musibah kebakaran. Untuk mendapatkan keserasian hubungan dengan Ratu laut selatan, Kasunanan Surakarta membangun panggung Sanggabuwana sebagai tempat pertemuan -mereka berdua.

Sedangkan Kesultanan Yogyakarta memiliki sumur gemuling, terowongan bawah tanah di Tamansari Keraton Yogya yang konon tembus sampai menuju laut selatan sebagai tempat hubungan mistis antara Sunan dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Tapi hubungan cinta antara raja,-dan ratu ini, oleh Sejarawan Edi Sedyawati diartikan sebagai hubungan yang bersifat adikodrati bukan hubungan seksual duniawi. "Karena itu," tulis Edi dalam Prisma no. 7, Juli 1991, "hubungan mereka tak pernah membuahkan anak.”

Menyinggung hubungan seksual, sejarawan KEP Sanata Dharma Yogya, Suhardjo Hatmosuprobo, menyatakan, hubungan suami-istri Raja Jawa dan Ratu Kidul itu hanya berlaku sebelum Perjanjian Giyanti 1755. Sesudah Mataram pecah terbagi dua, masing-masing raja Yogya dan Surakarta sama-sama menganggap Kanjeng Ratu sebagai eyang, bukan istri.

"Soalnya, kalau tidak begitu Kanjeng Ratu Kidul itu namanya poliandri," katanya.

Apa pun komentar ahli, persepsi masyarakat Jawa tetaplah tak bergeming dari dulu hingga kini. Semua raja Jawa bisa berkomunikasi dengan Ratu Kidul. Tak percaya?

Sekadar contoh baca saja Tahta Untuk Rakyat him. 103. Jelas sekali mendiang Hamengku Buwono IX mengisahkan pengalamannya bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul setelah menjalankan laku puasa. Katanya, ketika bulan naik, Kanjeng Ratu ini terlihat cantik sekali. Sebaliknya, saat bulan menurun dia nampak sebagai wanita tua renta.

Mitos vs realitas

Mitos Ratu Kidul, sungguh mengingkari kenyataan. Di sini mitos mengalahkan realitas, tradisi menggusur modernisasi. Sebab hampir di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, dari Jawa Barat sampai Banyuwangi, Jawa Timur, ratu lelembut ini dipercaya ada bukan dalam alam khayal semata.

Jadi mungkin benar pula apa yang dikatakan oleh Edmund Leach dalam bukunya Culture and Communication, bahwa mitos merupakan jembatan antara dunia yang tampak dengan jagad yang tak kelihatan.

Mitos merupakan jawaban dari penghayatan manusia ketika ilmu pengetahuan tak lagi sanggup menerangkan hal-hal yang kelewat supernatural. Apa jawaban manusia Jawa tradisional terhadap ganasnya lautan yang acapkali meminta korban, kalau bukan sosok lelembut bernama Ratu Kidul.

Kayak apa rupa Kanjeng Ratu Kidul itu? Sayang sekali Babad Tanah Jawi hanya mengatakan kecantikannya tak tertandingi gadis-gadis di bumi ini. Sementara menurut kalangan tertentu yang mengaku pernah juga tahu, kecantikan ratu lelembut ini tak terlukiskan kata.