Find Us On Social Media :

Sejarah Bendera Merah Putih, Yang Berkibar Saat Proklamasi Ternyata Dari Tenda Warung Soto

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 11 Agustus 2024 | 10:23 WIB

Bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 ternyata berasal dari tenda warung soto.

Sang Merah Putih pun disebutkan pernah menjadi bendera perjuangan Pangeran Diponegoro antara tahun 1825-1830. Di antara tahun-tahun perjuangan itu, masyarakat di sekitar Gua Selarong (kini di Kabupaten Bantul) mengibarkan bendera merah putih, saat Diponegoro berangkat dan memimpin pasukannya melawan Belanda.

Tinggal Merah Putih saja

Setelah itu, ditemukan lagi catatan soal bendera merah putih, yakni pada tahun 1920 di Belanda ketika Perhimpunan Indonesia di negara itu menerbitkan Majalah Indonesia Merdeka, lalu membuat panji-panji pergerakan berupa bendera merah putih yang berlukiskan kepala kerbau di tengahnya.

Menyusul kemudian saat pemuda Ir. Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927, lambang dan bendera organisasi itu pun berupa bendera merah putih dengan lambang kepala banteng.

Juga di bawah kibaran bendera merah putih pula, pada tanggal 28 Oktober 1928 pemuda Indonesia mengukuhkan kelahiran suatu bangsa yang bulat dan bersatu dengan satu bahasa persatuan dan satu tanah air.

Pada saat itu, bendera merah putih tergelar diiringi gesekan biola Wage Rudolf Supratman yang pertama kali mempersembahkan lagu karyanya, Indonesia Raya. Saat itu, bendera merah putih tidak lagi berhias kepala kerbau atau kepala banteng, namun berhiaskan gambar garuda terbang (kemudian hiasan garuda ini dijadikan lambang tersendiri), hingga tinggallah bendera berwarna merah dan putih saja.

Bersamaan berakhirnya riwayat kolonialisme Belanda di Indonesia, saat laskar tentara Jepang mendarat di bumi Indonesia tahun 1942, rakyat Indonesia di beberapa tempat menyambut peristiwa ini dengan kibaran bendera merah putih. Namun kejadian itu hanya sesaat, sebab pemerintahan Dai Nippon melarang pengibaran merah putih, lalu mengharuskan mengibarkan bendera kebangsaan Jepang, Hinomaru.

Ketika Jepang tahun 1944 merasa terdesak dan tak sanggup memenangkan perang raya,larangan ini agak dilonggarkan. Pada akhir tahun 1944, Ki Hadjar Dewantara selaku ketua panitia ditugaskan meneliti bendera dan lagu kebangsaan Indonesia.

Ukuran aslinya 178 cm x 274 cm

17 Agustus 1945, di rumah kediaman Sukarno sekitar pukul 10.00, terjadi upacara proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang sederhana dan hanya dihadiri beberapa orang saja. Tanpa ada musik RoyalToto, tanpa barisan protokol, setelah Sukarno membacakan teks proklamasi memakai alat pengeras suara yang dicuri dari stasiun radio Jepang, bendera merah putih pun diikat Latief Hendraningrat dengan seutas tali kasar, yang lalu mengerek dan mengibarkan pada tiangnya.

Sejak itulah, bendera tersebut dikibarkan tiap tanggal 17 Agustus. Lalu pada tahun 1958 dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 40/1958, diputuskan bendera kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945, menjadi bendera pusaka atau Sang Saka Merah Putih.

Namun, bendera (berasal dari bahasa Portugis bandeiia) pusaka yang kian tua itu, pada tahun 1968 tidak dikibarkan lagi, lalu diganti dengan duplikatnya yang berukuran asli persis 178 cm x 274 cm (sampai tahun 1970 bendera duplikat berbahan sutera alam sudah dibuat sebanyak 430 helai).