Find Us On Social Media :

Sejarah Bendera Merah Putih, Yang Berkibar Saat Proklamasi Ternyata Dari Tenda Warung Soto

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 11 Agustus 2024 | 10:23 WIB

Bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 ternyata berasal dari tenda warung soto.

Menjelang proklamasi, bendera yang dijahit Fatmawati ukurannya terlalu kecil. Seorang tangan kanan Tan Malaka yang tak tega lalu mencari kain baru yang lebih besar, dapat di sebuah warung soto.

Penulis: Djati Surendro dan I Gede Agung Yudana untuk Intisari edisi Agustus 2017

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Tidak banyak yang tahu bahwa bendera merah putih sudah lama menjadi panji-panji bangsa Indonesia. Jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 digaungkan, panji merah putih sudah dipakai oleh Pangeran Diponegoro bahkan oleh Kerajaan Kediri tahun 1292.

Di saat tanah Jawa berada di puncak kejayaannya, Raja Jayakatong alias Jayakatwang dari Kediri pada saat melakukan perlawanan melawan Kerajaan Singasari di bawah tampuk kekuasaan Kertanegara, sudah mengibarkan panji berwarna merah putih, tepatnya pada tahun 1292.

Kala lampau itu, Jayakatong mengirimkan tentaranya yang penuh kemegahan panji dan umbul-umbul, diiringi bunyi gamelan ke utara Gunung Penanggungan, menuju ke jurusan pusat Keraton Singasari.

Namun, pasukan Jayakatong yang lebih kuat dan berjumlah besar, diam-diam bergerak ke arah selatan Gunung Penanggungan. Laskar inilah rupanya ujung tombak Kediri yang menjungkalkan Singosari, karena pasukan Singosari yang dipercayakan dipimpin Wijaya dan Ardaraja terkecoh dan memusatkan kekuatannya di arah utara, namun tiba-tiba terkejut mendapat tusukan serangan besar dari pasukan Jayakatong yang berpanji, umbul-umbul dan bendera warna merah putih!

Kertanegara sebagai raja di saat itu, rupanya meremehkan perlawanan Jayakatong. Suatu prasasti perunggu Gunung Butak yang ditemukan di dekat Surabaya antara lain menuturkan begini:

"...demikian keadaannya ketika tentara Sri Maharaja (Raden Wijaya) bergerak terus sampai Rabut Carat, tak lama kemudian datanglah musuh dari arah barat. Ketika itu juga Sri Maharaja bertempur dengan segala balatentaranya dan musuh pun tunggang langgang mengalami kekalahan besar. Tetapi dalam keadaan demikian, di sebelah timur Hanyiru nampak panji-panji musuh berkibar-kibar, warnanya merah dan putih. Melihat Sang Ardaraja meninggalkan pertempuran, berlaku hina lari menuju ke Kapundungan..."

Memang sejauh ini tidak ada sejarah yang jelas soal merah-putih, namun kedua warna itu jelas tersebut dan masih digunakan dalam abad-abad berikutnya. Prof. Muhammad Yamin dalam 6.000 Tahun Sang Merah Putih menulis antara lain seperti: "Bendera merah putih dalam Kerajaan Mataram dikenal sebagai Gula Kelapa, konon bendera Gula Kelapa itu diartikan gula sama dengan merah, kelapa sama dengan warna putih."