Find Us On Social Media :

Saksi Bisu Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, Nasibnya Kini

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 20:34 WIB

Ada sejumlah bangunan atau tempat yang menjadi saksi bisu detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Begini nasibnya sekarang.

Surabaya Hosoo Kyoku baru pada malam harinya menyiarkan berita tersebut. Itu pun dalam siaran berita bahasa Madura. Sementara Bandung Hosoo Kyoku menyiarkan berita proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, pukul 19.00. Lewat pemancar radio di Tegal Lega yang berkekuatan tinggi, penyiar Sakti Alamsyah membacakan berita itu dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan didahului dan diakhiri lagu Indonesia Raya. Siaran diulang pukul 20.00 dan 21.00, dan beritanya dapat ditangkap di luar negeri.

Gedung bekas Kantor Berita Domei sudah berubah wajah karena dipugar dan direnovasi. Gedung yang sering disebut Gedung Antara atau Kantor Berita Antara itu tanggal 27 Desember 1992 diresmikan menjadi Museum Graha Bhakti Antara oleh Ir. Handjojo Nitimihardjo, pemimpin umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.

Sejak Februari 1993 museum tersebut dinyatakan terbuka untuk umum. Pada lantai atas dipajang beberapa benda peninggalan yang berkaitan dengan peran pers di masa-masa kemerdekaan: Ada mesin ketik kuno, kartu-kartu pers tempo dulu milik sejumlah wartawan di masa itu, dan lain-lain. Sementara di lantai bawah dipakai sebagai tempat pameran atau galeri foto jurnalistik Antara. Kini, LKBN Antara berpusat di Wisma Antara lantai 19 dan 20, di Jl. Medan Merdeka Selatan 17, Jakarta Pusat.

Berubah fungsi

Di salah satu ruang Bacteriologist Laboratorium (sekarang gedung FKUI bagian Mikrobiologi dan Ilmu Kedokteran Komunitas), di Jl. Pegangsaan Timur 16, dulu sempat diadakan pertemuan para pemuda yang diketuai oleh Chairul Saleh, berkaitan dengan kemungkinan memproklamasikan kemerdekaan.

Tanggal 15 Agustus 1945, pukul 22.00, Wikana dan Darwis, utusan para pemuda menghadap Soekarno-Hatta untuk menyampaikan keputusan rapat mereka dan mendesak agar mengumumkan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa menunggu "janji" Jepang. Hingga berbuntut "drama mengamankan" Soekarno - Hatta ke markas Peta di Rengasdengklok oleh para pemuda, pada 16 Agustus 1945, pukul 04.30 menjelang subuh.

Di. Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, terdapat asrama tempat ngerumpi pemuda Angkatan Baru Indonesia yang dipimpin oleh Soekarni dan Chairul Saleh. Dulu, gedung ini merupakan tempat pembinaan pemuda untuk menanamkan cita-cita kemerdekaan di zaman revolusi. Gedung yang pada masa Hindia Belanda sempat dipakai sebagai Hotel Schomper ini dipugar 9 September 1973, dan sejak 19 Agustus 1974 diresmikan menjadi Gedung Joang 45. Yang terkoleksi di sana antara lain mobil Buick Eight yang dulu dipakai Soekarno dan mobil De Otto yang dipakai Bung Hatta.

Kamar bola Kebun Binatang Cikini (yang kemudian dipindahkan ke Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan) sempat menjadi ajang pertemuan para pemuda di kala menjelang proklamasi, 16 Agustus 1945, sekitar pukul 10.00. Kini, di atas tanah seluas 8,3 ha di Jl. Cikini Raya 73 itu berdiri Taman Ismail Marzuki, kompleks Pusat Kesenian Jakarta.

Masih ada beberapa saksi bisu lain, baik secara langsung atau tak langsung yang "terlibat" dalam peristiwa proklamasi. Di antaranya kantor Dewan Sanyo Kaigi (kini, Gedung Pancasila), di Jl. Taman Pejambon 2, Jakarta, pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 10.00, sempat digunakan untuk rapat PPKI. Asrama Mahasiswa di Jl. Prapatan 59, dll.

Apa pun bentuknya, yang jelas semua itu pasti menyimpan kenangan.