Find Us On Social Media :

Saksi Bisu Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, Nasibnya Kini

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 20:34 WIB

Ada sejumlah bangunan atau tempat yang menjadi saksi bisu detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Begini nasibnya sekarang.

Banyak saksi hidup sempat merasakan, melihat, dan mendengar detik-detik proklamasi. Tapi tak sedikit yang menjadi saksi bisu. Ada yang "dinobatkan" menjadi peninggalan bersejarah, ada yang berubah wajah dan fungsi, tapi ada pula yang hanya tinggal riwayat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Benda bersejarah utama di saat proklamasi diumumkan tak lain adalah teks proklamasi. Dengan selembar kertas tua itu bangsa Indonesia "berteriak" menyatakan kemerdekaan. Teks otentik proklamasi saat ini disimpan dan terawat dengan baik di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Salinannya antara lain terdapat di Monumen Nasional (Monas), di Jl. Silang Monas, tersimpan dalam peti kaca antipeluru, di lemari gapura berbahan perunggu seberat 4 ton berlapis emas murni 22 kg, beserta rekaman ulang suara Presiden Soekarno yang dibuat tahun 1953.

Sementara konsep teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno, dan tampaknya ditulis dengan menggunakan pensil itu baru setahun yang lalu, 19 Mei 1992, diserahkan kepada Presiden Soeharto.

Lo, kok bisa? Selama 47 tahun 9 bulan 18 hari disimpan dan dirawat dengan baik oleh BM Diah, yang waktu itu adalah pemuda yang aktif dalam surat kabar resmi Jepang. Diah hadir dalam acara perumusan naskah proklamasi, bahkan menemani Sajuti Melik saat mengetik teks tersebut.

Konsep proklamasi ditulis di atas secarik kertas bergaris biru dengan beberapa coretan perbaikan. Kata "diusahakan" diganti dengan "diselenggarakan", "penyerahan" diganti "pemindahan". Kertas tua ini menjadi dokumen bersejarah dan kini disimpan di Arsip Nasional, di Jl. Ampera Raya, Cilandak Timur, Jakarta Selatan.

Antara naskah asli (teks yang sudah diketik) dengan konsep yang ditulis tangan ada perbedaan. Pada bagian bawah naskah asli ada perubahan tiga kata, yakni "tempoh" menjadi "tempo", "Wakil-wakil Bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia", begitu pula dalam penulisan hari dan bulannya.

Kini Museum Proklamasi

Adalah sebuah bangunan tempat kediaman Laksamana Muda Laut Tadashi Maeda (kepala kantor penghubung antara Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang), terletak di Jl. Meiji Don 1 (Jl. Nassau Boulevard), dan kini bernama Jl. Imam Bonjol 1, Jakarta. Di sini naskah proklamasi yang sangat pendek, tapi padat itu dirumuskan.