Find Us On Social Media :

Metamorfosis Anggun, Sejarah Mengukir Keindahan Tubuh Lewat Sedot Lemak

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Juli 2024 | 18:00 WIB

Sejarah operasi sedot lemak yang mengancam nyawa.

Revolusi Teknik Sedot Lemak

Tahun 1982 menjadi titik balik dalam evolusi sedot lemak. Seorang ahli bedah Prancis, Dr. Yves-Gerard Illouz, memperkenalkan teknik baru yang disebut "Metode Illouz."

Teknik ini melibatkan penyuntikan cairan ke dalam jaringan lemak sebelum penyedotan, yang membantu memecah timbunan lemak dan mengurangi pendarahan. Meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, Metode Illouz membuka jalan bagi inovasi lebih lanjut.

Tak lama kemudian, ahli bedah lain, Pierre Fournier, menambahkan lignokain sebagai anestesi lokal dalam prosedur tersebut. Penemuan ini, yang dikenal sebagai "teknik basah," menjadi standar baru dalam sedot lemak.

Lignokain tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga membantu mencegah pendarahan yang berlebihan.

Era Modern Sedot Lemak

Pada tahun 1987, seorang dokter kulit asal California, Jeffrey Klein, menyempurnakan teknik sedot lemak dengan memperkenalkan larutan tumescent. Larutan ini, yang terdiri dari lignokain, epinefrin, dan garam, disuntikkan ke dalam jaringan lemak sebelum prosedur.

Epinefrin, hormon yang menyempitkan pembuluh darah, secara signifikan mengurangi pendarahan dan risiko komplikasi.

Sejak saat itu, teknik sedot lemak terus berkembang pesat. Penggunaan ultrasound, laser, dan teknologi lainnya telah meningkatkan presisi dan efektivitas prosedur ini.

Dokter bedah juga telah mengembangkan teknik-teknik baru untuk mengurangi rasa sakit, memar, dan waktu pemulihan.

Sedot Lemak di Masa Kini

Saat ini, sedot lemak telah menjadi prosedur bedah kosmetik yang paling populer di dunia. Jutaan orang telah merasakan manfaatnya, dari meningkatkan kepercayaan diri hingga memperbaiki proporsi tubuh.