Find Us On Social Media :

Metamorfosis Anggun, Sejarah Mengukir Keindahan Tubuh Lewat Sedot Lemak

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Juli 2024 | 18:00 WIB

Sejarah operasi sedot lemak yang mengancam nyawa.

Tragedi di Balik Tirai Panggung

Kisah sedot lemak bermula pada tahun 1926, di kota Paris yang romantis.

Seorang dokter bedah Prancis ternama, Charles Dujarier, menerima permintaan yang tak biasa dari seorang penari balet muda bernama Mademoiselle Geoffre.

Sang penari, yang terobsesi dengan kesempurnaan, menginginkan kaki yang lebih ramping dan anggun. Dujarier, dengan keyakinan akan keahliannya, menerima tantangan tersebut.

Namun, apa yang seharusnya menjadi prosedur sederhana berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan. Operasi tersebut mengakibatkan komplikasi yang parah, dan Geoffre harus kehilangan kakinya.

Dujarier, yang semula dipuja sebagai ahli bedah terkemuka, kini dicerca dan dipenjara. Tragedi ini menjadi noda hitam dalam sejarah awal sedot lemak, meninggalkan bekas luka yang mendalam pada dunia medis.

Kebangkitan dari Abu Kegagalan

Meskipun tragedi tersebut menjadi pukulan telak bagi perkembangan sedot lemak, semangat untuk memperbaiki penampilan tubuh tidak pernah padam.

Pada akhir tahun 1960-an, sejumlah dokter bedah Eropa kembali mencoba teknik pemotongan lemak, namun hasilnya masih jauh dari memuaskan. Pendarahan yang berlebihan dan risiko komplikasi yang tinggi menjadi penghalang utama.

Namun, secercah harapan muncul di Italia pada tahun 1974. Dua dokter, Arpad dan Giorgio Fischer, mengembangkan teknik baru yang melibatkan pembuatan terowongan tumpul dan penyedotan lemak.

Teknik ini, yang disebut "liposuction," menjadi tonggak penting dalam sejarah sedot lemak. Meskipun masih terbatas pada area paha luar, liposuction memberikan hasil yang lebih baik dan risiko yang lebih rendah dibandingkan teknik sebelumnya.

Baca Juga: Hikayat Puputan Margarana, Wujud Semangat Rakyat Bali dalam Menegakkan Kedaulatan RI