Find Us On Social Media :

Menggali Makna Tersembunyi: Kurikulum sebagai Jendela Pembelajaran Siswa

By Afif Khoirul M, Minggu, 28 Juli 2024 | 12:10 WIB

Setidaknya sudah 11 kali Indonesia berganti kurikulum, sejak 1947. Artikel ini semoga bisa menemani Anda di hari pertama masuk sekolah.

Kurikulum sebagai Jembatan Menuju Masa Depan

Kurikulum bukanlah sekadar dokumen statis yang tersimpan di rak buku. Ia adalah peta jalan yang terus berkembang, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Kurikulum yang adaptif adalah kurikulum yang mampu merespons perkembangan teknologi, tren global, dan tuntutan dunia kerja.

Kurikulum yang visioner adalah kurikulum yang tidak hanya mempersiapkan siswa untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan. Ia mengajarkan keterampilan yang akan tetap relevan di tengah perubahan yang cepat, seperti kemampuan belajar mandiri, berpikir kreatif, dan berkolaborasi secara efektif.

Kurikulum sebagai Ruang Kolaborasi

Kurikulum bukanlah produk jadi yang diserahkan begitu saja kepada siswa. Ia adalah hasil kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

Kurikulum yang partisipatif adalah kurikulum yang melibatkan semua pihak dalam perencanaannya, pelaksanaannya, dan evaluasinya.

Kurikulum yang demokratis adalah kurikulum yang menghargai keberagaman siswa, memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri, dan mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.

Mengubah Paradigma tentang Kurikulum

Kurikulum yang dimaknai sebagai segala sesuatu yang dipelajari murid bukanlah sekadar konsep abstrak. Ia adalah sebuah paradigma yang mengubah cara kita memandang pendidikan.

Kurikulum bukan lagi sekadar alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi tujuan itu sendiri.

Kurikulum yang holistik adalah kurikulum yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.